yayasanhadjikalla.or.id; Gowa – Setelah sebelumnya telah membagikan 1.000 bibit Pohon Alpukat varietas unggul untuk Kelompok Tani Parang Tajjuru dari Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa di bulan Juli 2021, Yayasan Hadji Kalla kembali melanjutkan kegiatan program pemberdayaan petani Alpukat dengan memberikan Pelatihan Pembibitan Mandiri serta Pelatihan Pembuatan Pupuk Agen Hayati untuk kelompok tani binaan tersebut  pada tanggal 29 November hingga 1 Desember 2021.

Dalam implementasi program pemberdayaan ini, Yayasan Hadji Kalla menjalin kerja sama dengan Balai Penelitian Buah Tropika (BALITBU) Kementrian Pertanian yang berkedudukan di Kota Solok Sumatera Barat. Di mana Pihak BALITBU menyediakan team tenaga ahli yang akan bertugas membina dan mengembangkan ilmu dan ketrampilan budidaya petani dan Yayasan Hadji Kalla bertindak sebagai donatur yang menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam program pemberdayaan ini. Untuk pendampingan petani  secara langsung di lapangan, Yayasan Hadji Kalla mempercayakan kepada tim Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian (UPT BPP) Kanreapia Kabupaten Gowa,yang dipimpin oleh Ibu Sahariah.

Melalui pelatihan ini, Pihak BALITBU menunjuk 2 orang ahli andalan mereka di bidang pembenihan tanaman dan pembuatan pupuk organik. Bapak Sukarmin yang merupakan tenaga ahli di bidang pembibitan dari BALITBU memberikan materi pelatihan sekaligus praktek pembenihan bibit Pohon Alpukat secara mandiri  kepada para petani binaan. Sementara Ibu Subhana yang merupakan tenaga ahli pembuatan pupuk organik  memberikan materi dan praktek langsung pembuatan pupuk organik dengan menggunakan biang hasil penelitian beliau di laboratorium BALITBU.

Selain para petani binaan, team ahli dari BALITBU serta PIC Bidang Ekonomi dan Sosial YHK, Heryanto,turut hadir dalam implementasi kegiatan ini adalah :  Kepala Desa Tonasa, Bapak Anwar Jama, juga dihadiri oleh  Kepala UPT BPP (Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian) Kanreapia, Ibu Sahariah, serta Kepala UPT BPTH (Balai Perbenihan Tanaman Hutan) Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Takdir.

Ibu Sahariah, selaku Kepala UPT BPP Kanreapia, menjelaskan bahwa di awal persiapan implementasi program, Yayasan Hadji Kalla melakukan survey dan seleksi sebelum menentukan kelompok tani yang layak dipilih menjadi kelompok binaan dalam program ini. Dan dari puluhan kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Tomblopao, Kelompok Tani Parangta’juru menjadi satu-satunya kelompok yang lolos dalam seleksi tersebut  dan dianggap layak untuk menjadi kelompok binaan sekaligus penerima manfaat program pemberdayaan ini.

Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya mewakili warga Desa Tonasa karena telah dipilih untuk menjalankan program pendampingan tersebut, “Saya mewakili warga desa dan juga Kelompok Tani Parangta’juru mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yayasan Hadji Kalla karena telah memilih Desa Tonasa dalam program pemberdayaan ini”, tandasnya.

Sementara itu, Muhammad Takdir, yang merupakan Kepala UPT BPTH Provinsi Sulawesi Selatan yang juga hadir dalam kesempatan tersebut berharap bahwa petani bisa serius menjalankan program yang diamanahkan oleh Yayasan Hadji Kalla hingga berhasil. Ia juga hadir untuk menyampaikan berbagai informasi terkait persyaratan administratif yang harus dijalankan oleh para petani dalam pembibitan alpukat. “Kami juga datang untuk menyampaikan bahwa dalam program ini, para petani harus mengerti prosedur yang benar dalam pembibitan, karena petani diwajibkan memberikan label untuk setiap bibit yg ditanam serta mendapatkan nomor seri untuk masing-masing pohon agar semuanya terdata dengan baik oleh pihak BPTH”, jelasnya

Heryanto, selaku PIC Bidang Economic & Social Care Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa dalam program ini,  1.000 bibit Pohon Alpukat varietas  “Wina” dan “Kalibening”, yang telah diberikan kepada warga di bulan Juli 2021 yang lalu telah ditanam dan kelanjutannya saat ini   adalah melakukan kegiatan pembibitan secara mandiri serta pembuatan pupuk agen hayati.

Bibit Pohon Alpukat yang dipilih tersebut selain merupakan bibit pohon varietas unggul juga merupakan varietas yang cocok dibudidayakan di lokasi dengan ketinggian 900-1.200 mdpl sesuai dengan kondisi geografis Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao ini , jelasnya.

Dia melanjutkan bahwa karena  Pohon Alpukat merupakan tanaman yang memerlukan waktu budidaya yang relatif panjang sebelum panen, sehingga implementasi program ini akan dilaksanakan secara multi years hingga beberapa tahun ke depan.Juga untuk meningkatkan tanggung jawab personil kepada para anggota kelompok tani binaan, maka bibit pohon yang dibagikan tidak diberikan secara hibah,namun para petani tersebut bertanggung jawab menghasilkan bibit Pohon Alpukat dengan kualitas dan kuantitas yang sama untuk dibagikan kepada kelompok tani binaan selanjutnya di lokasi yang berbeda.

Di sisi lain, Bapak Jufri, selaku ketua Kelompok Tani Parangtajjuru’ berujar bahwa seluruh anggota kelompoknya siap untuk menjalankan program yang diamanahkan Yayasan Hadji Kalla dengan penuh rasa tanggung jawab serta akan mengupayakan dalam waktu paling lama  dua tahun ke depan, budidaya Alpukat yang mereka jalankan saat ini telah dapat menuai hasil sesuai yang diharapkan.

Di masa yang akan datang, program ini menjadi mercusuar baru dalam dunia pertanian di wilayah Indonesia Timur, di mana Desa Tonasa akan menjadi pusat pembibitan alpukat unggul di Sulawesi Selatan.

(Br/Er)