yayasanhadjikalla.or.id; Bantaeng Setelah sebelumnya telah melakukan pembibitan sebanyak 1.000 bibit Pohon Alpukat untuk Kelompok Tani Bangkeng Tabbing dari Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng pada pertengahan 2022 lalu, Yayasan Hadji Kalla kembali melanjutkan kegiatan program pemberdayaan petani Alpukat dengan memberikan Pelatihan Pembibitan Mandiri dengan tema penyambungan entres (bagian atas) bibit alpukat varietas  unggul untuk kelompok tani binaan tersebut  pada tanggal 9 maret 2023.

Dalam implementasi program pemberdayaan ini, Yayasan Hadji Kalla menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bidang Tanaman Buah Tropika  Kementrian Pertanian yang berkedudukan di Kota Solok Sumatera Barat. BRIN menyediakan tim tenaga ahli yang akan bertugas membina dan mengembangkan ilmu dan ketrampilan budidaya petani dan Yayasan Hadji Kalla bertindak sebagai donatur yang menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam program pemberdayaan ini.

Melalui pelatihan ini, Yayasan Hadji Kalla bekerja dengan 2 orang ahli di bidang pembenihan tanaman tropika, Bapak Sukarmin yang merupakan tenaga ahli di bidang pembibitan Kementerian Pertanian memberikan materi pelatihan sekaligus praktek pembenihan bibit Pohon Alpukat secara mandiri  kepada para petani binaan. Dan ada Bapak Ikhsan yang merupakan tenaga ahli peneliti BRIN memberikan materi dan praktek langsung penyambungan pucuk dengan menggunakan entres dan teknik topoking (penyambungan pucuk pada pohon lokal).

Selain melakukan proses sambung pucuk untuk benih, petani juga diajarkan melakukan proses sambung pucuk pada pohon alpukat yang telah tumbuh dengan tinggi 2-4 meter, dengan cara yang disebut dengan proses topoking. Setidaknya ada lebih dari 50 pohon petani yang ditopoking dan dibantu langsung oleh Pak Sukarmin dan Ikhsan dari BRIN.

Mukhlis, Selaku Pengawas Benih dan Tanaman Pangan Holtikultura Kab. Bantaeng juga turut hadir dalam kegiatan ini dan memberikan apresiasinya kepada Yayasan Hadji Kalla yang punya kepedulian terhadap pemberdayaan dan pembinaan petani di wilayahnya. “Kita tentu mengapresiasi Yayasan Hadji Kalla karena telah mengambil inisiatif memilih dan membina petani di Kabupaten Bantaeng ini, dari sepengalaman kami, sangat jarang ada pihak swasta yang punya fokus program pembinaan petani seperti yang dilakukan sekarang, utamanya untuk komoditi alpukat ini. Kami tentu berharap agar program ini bisa terus diawasi dan dijalakan dengan baik, tentu juga koordinasi dengan kami dari dinas pertanian. Kami juga akan terus mendorong para petani di sini untuk lebih fokus dalam melaksanakan program ini.” Ungkapnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya mewakili warga Desa Bonto Daeng karena telah dipilih untuk menjalankan program pendampingan tersebut, “Saya mewakili warga desa dan juga Kelompok Tani Bangkeng Tabbing mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yayasan Hadji Kalla karena telah memilih Desa Bonto Daeng dalam program pemberdayaan ini.” Tandasnya.

Heryanto, selaku PIC Bidang Economic & Social Care Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa dalam program ini,  1.000 bibit Pohon Alpukat lokal yang ditanam dan kemudian akan disambung dengan pucuk alpukat varietas unggul yakni Wina, Cipedak, Kendil dan Kalibening yang diberikan kepada warga, yang jumlahnya lebih dari 1.000 entres.

Etres alpukat yang dibawa tersebut selain merupakan bibit varietas unggul juga merupakan varietas yang cocok dibudidayakan di lokasi dengan ketinggian 900-1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) sesuai dengan kondisi geografis Desa Bonto Daeng.

Dia melanjutkan bahwa karena  Pohon Alpukat merupakan tanaman yang memerlukan waktu budidaya yang relatif panjang, sehingga implementasi program ini akan dilaksanakan secara multi years hingga beberapa tahun ke depan. Juga untuk meningkatkan tanggung jawab personal kepada para anggota kelompok tani binaan, maka bibit pohon yang dibudidayakan ini tidak diberikan secara hibah, namun para petani tersebut bertanggung jawab menghasilkan bibit Pohon Alpukat dengan kualitas dan kuantitas yang sama untuk dibagikan kepada kelompok tani binaan selanjutnya di lokasi yang berbeda.

Target besar dari program ini, menurut Heryanto adalah menciptakan pusat pembenihan Alpukat Unggul di Sulawesi Selatan.

Di sisi lain, Bapak Samiung, selaku ketua Kelompok Tani Bangkeng Tabbing berujar bahwa seluruh anggota kelompoknya siap untuk menjalankan program yang diamanahkan Yayasan Hadji Kalla dengan penuh rasa tanggung jawab serta akan mengupayakan dalam waktu paling lama  dua tahun ke depan, budidaya Alpukat yang mereka jalankan saat ini menuai hasil sesuai yang diharapkan.

Di masa yang akan datang, program ini menjadi mercusuar baru dalam dunia pertanian di wilayah Indonesia Timur, di mana Desa Bonto Daeng akan menjadi pusat pembibitan alpukat unggul di Sulawesi Selatan.

(Br/Er)