yayasanhadjikalla.or.id; Luwu – Yayasan Hadji Kalla di tahun 2021 kembali dengan semangat baru untuk mendukung dan mengembangkan desa dalam Program Desa Bangkit Sejahtera. Tahun ini ada 9 desa yang dibina oleh Yayasan Hadji Kalla di mana dua di antaranya adalah desa binaan baru dan sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Luwu. Akan ada banyak program pembinaan yang akan dilanjutkan di desa-desa binaan yang merupakan program lanjutan dalam membina masyarakat desa menuju predikat mandiri dan berkelanjutan.
Para fasilitator desa binaan tahun ini telah memulai menjalankan beberapa program unggulan seperti pendampingan pemenuhan gizi untuk anak-anak balita dalam program pemberian makanan tambahan dan berbagai prpgram kesehatan lainnya. Adapula pendampingan dalam sektor pengembangan ekonomi kreatif masyarakat desa melalui program pelatihan kerajinan tangan untuk ibu-ibu yang ada di desa binaan di mana hasil dari kerajinan tangan tersebut dapat dijual dan menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat.
Salah satu desa yang aktif setiap pekannya rutin memproduksi kerajinan tangan adalah Ibu-ibu dari Desa Tobarru, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu. Desa binaan Yayasan Hadji Kalla ini telah memasuki tahun kedua pendampingan dan dalam catatan tim fasilitator desa, telah mengalami peningkatan ekonomi, di mana pada tahun sebelumnya pendapatan umum masyarakat yang didapat dari bertani dan ladang dengan nilai rata-rata pendapatan masyarakat di angka Rp. 40.000 hinggan Rp. 60.000 per harinya dapat bertambah hingga Rp. 80.000 hingga Rp. 120.000 per hari, artinya ada peningkatan pendapatan hingga dua kali lipat. Hal tersebut tentu berasal dari beberapa program pendampingan ekonomi kreatif oleh para fasilitator desa binaan seperti pengembangan komoditas unggulan desa yang diolah menjadi produk konsumsi pasar hingga program pelatihan kerajinan tangan yang bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
Yudis dan Asrul, fasilitator Desa Bangkit Sejahtera yang bertugas di Desa Tobarru memaparkan bahwa Ibu-ibu dan kelompok karang taruna rutin melakukan pertemuan sekali dalam sepekan untuk bersama-sama membuat kerajinan tangan seperti tas mini dan aksesosis. Setiap kerajianan yang telah dibuat kemudian dijual dengan cara promosi online melalui facebook. “Ibu-ibu dan teman-teman karang taruna di sini bersama-sama buat kerajinan tangan, ada yang membuat tas, ada juga yang buat aksesoris seperti gelang. Hasil yang sudah jadi itu kita sama-sama jual dengan cara online. Tentu dari penjualan itu bisa menambah pendapatan masyarakat Desa Tobarru. Inshaallh kedepannya kita akan mengejar target untuk menjadikan Desa Tobarru semakin kuat dan mandiri serta menjadi icon desa kreatif”, jelas Yudis.
Ibu Hatijah, salah seorang ibu yang rutin ikut membuat kerajinan tangan merasa senang karena Ia bisa mendapatka penhasilan tambahan setelah menjual hasil kerajinan buatannya. “Senang sekali bisa belajar bikin kerajinan dari anak-anak DBS yang ada di sini. Bisa dijual juga pak, jadi bisa=ki dapat uang selain hasil dari kebun dan jual sayuran. Saya dan warga di desa ini merasa berterima kasih sekali sama teman-teman dari Yayasan Hadji Kalla ini yang sudah mau dampingi kita sampai di tahun kedua ini”, pungkas ibu hatijah.
Asrul yang merupakan tandem tim DBS Yudis di desa Tobarru menjelaskan bahwa kedepannya akan ada banyak pelatihan yang akan dilakukan untuk warga salah satunya adalah pelatihan pembuatan kerajinan dari besi untuk bisa menhasilkan alat-alat dapur seperti pisau yang tentunya punya nilai jual tinggi yang dapat semakin meningkatkan nilai ekonomi desa Tobarru. Bukan hanya itu, akan diadakan pula Program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita di Desa Tobarru dalam rangka pencegahan stunting yang sudah menjadi salah satu misi program utama Yayasan Hadji Kalla di Sulawesi Selatan.
(Yudis/Bur)