yayasanhadjikalla.or.id; Bone – Jahe adalah salah satu komoditas unggulan yang sangat menjanjikan dan bisa berkontribusi dalam peningkatkan pendapatan petani dan ekonomi desa, termasuk desa yang saat ini dibina oleh Yayasan Hadji Kalla dalam program Desa Bangkit Sejahtera (DBS) yakni Desa Mattirowalie, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.

Komoditi Jahe merupakan tanaman yang banyak ditemui di Desa Mattirowalie. Komoditi ini telah lama ditanam oleh warga dan banyak diolah secara tradisional. Saat ini komoditi jahe hanya dijual langsung kepada pengepul yang ada di desa sehingga harganya tidak stabil bahkan rendah.

“Melalui kegiatan Pelatihan Dan Pengembangan Produk Jahe Asli Desa Mattirowalie, Yayasan Hadji Kalla menginisiasi dan berkolaborasi dengan warga desa memberikan inovasi kepada warga khususnya petani lokal untuk mengembangkan komoditi jahe menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual tinggi. Program ini telah kita mulai sejak awal Juli 2022 lalu dengan melibatkan ibu-ibu warga desa, kader Posyandu dan para warga yang bertani jahe.” Sebut Taufik Mustariawan, Fasilitator Desa Binaan Yayasan Hadji Kalla.

Salah satu produk yang diinovasi adalah produk minuman jamu dari jahe yang dikemas sesuai kebutuhan pasar dengan nama “JAMILA – Jahe Mattirowalie Alami”. – “Dengan inovasi produk dan pengemasan ini, maka harga bisa kita dongkrak dan tentu saja cukup menjanjikan untuk para petani jahe. Perbedaan harga cukup signifikan dibandingkan dijual dalam bentuk mentah tanpa diolah dan dikemas terlebih dahulu, dari yang sebelumnya dihargai 10 hingga 15 ribu rupiah per kilogram, saat setelah dikemas dengan branding  yang menarik maka harganya bisa tiga kali lipat dari sebelumnya, yakni bisa mencapai 45 ribu rupiah per kologramnya.” Jelas Opick, sapaan akrab Taufik Mustariawan, Fasilitator Desa Binaan.

Opick menjelaskan bahwa untuk pemasaran sendiri telah dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media, baik yang konvensional maupun penjualan secara online melalui media sosial. “Kita telah memulai kerjasama dengan PERUMDA Kabupaten Bone yang menjembatani kita untuk memasukkan sampel produk ke kawasan industri di KIMA, kita juga pasarkan langsung  ke konsumen di pasar lokal yang ada di Bone. Produk jahe kemasan yang telah dihasilkan saat ini sudah memiliki izin usaha oleh pihak terkait sehingga layak untuk dijual secara komersil.” Lanjut Opick

Ketidaktahuan petani dalam manajemen usaha yang baik menjadikan kendala tersendiri bagi kemajuan usaha dan inovasi produk. Kendala lain dalam mengembangkan usaha jahe di masyarakat  adalah banyaknya masyarakat yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan dalam pengemasan produk dan pemasaran yang efektif serta kreatif. Upaya yang dilakukan Yayasan Hadji Kalla saat ini selain membantu dalam pelatihan, packaging  dan pemasaran, adalah mengupayakan efisiensi pengolahan jahe.

Sebelumnya diketahui bahwa Tim Fasilitator Yayasan Hadji Kalla telah menginisiasi program pelatihan pembuatan produk jahe dengan inovasi pada warga Desa Mattirowalie, Kabupaten Bone. Pelatihan diselenggarakan pada 1 Juni 2022, dan diikuti oleh sekitar 20 orang peserta. Para fasilitator DBS mengajarkan tata cara pembuatan pembuatan produk dimulai dari tahap pengolahan hingga pengemasan yang mengedepankan aspek kebersihan dan ketahanan produk. Inovasi yang ditawarkan pada pelatihan adalah ukuran produk kemasan yang dibuat dalam berbagai ukuran kemasan untuk efektivitas produksi. Ukuran yang dibuat desusiakan dengan kebutuhan pasar, seperti 100 gram, dan 250 gram hingga kemasan perkilo.

Bahtiar selaku Sekretaris Desa Mattirowalie menyampaikan bahwa warga yang mengikuti kegiatan tersebut terlihat sangat antusias, “Pesertana antusias dan banyak berkonsultasi tentang alternatif pengemasan dan pemasaran seperti melalui toko online  ataupun minimarket yang ada di Kota. Semoga pelatihan ini mampu menjadi pemicu awal bangkitnya kembali sentra usaha  kmoditi jahe di masa-masa mendatang. Saya mewakili warga desa megucapkan banyak terima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla dan timnya yang telah memilih desa kami untuk dibina tahun ini, semoga kedepannya akan semakin banyak inovasi baik yang bisa diberikan oleh tim YHK kepada kami Warga Desa Mattirowalie.” Ujar Bahtiar.

(Opck/br)