yayasanhadjikalla.or.id; Parigi Moutong – Program Desa Bangkit Sejahtera (DBS) dari Bidang Economic And Social Care; Yayasan Hadji Kalla tahun ini telah meluaskan jangkauan programnya hingga ke Provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Prigi Moutong, Kecamatan Ampibabo, Desa Tanampedagi. Kali ini, Yayasan Hadji Kalla memberikan program pelatihan dan pembinaan di bidang pertanian untuk masayarakat untuk komoditi kacang tanah dan cabai.

Program pembinaan ini dimulai sejak Mei 2022 dan telah dirangkaikan dengan berbagai kegiatan pelatihan yang diberikan langsung kepada warga petani untuk menambah ilmu serta pengetahuan dalam peningkatan kualitas komoditi kacang tanah dan cabai. Pembinaan yang diberikan berupa pelatihan kepada para warga petani yang dilaksanakan di Kantor Desa Tanampedagi dan diikuti oleh 15 orang peserta kelompok tani di desa tersebut.

Pemateri yang dihadirkan oleh DBS adalah salah satu instruktur yang berpengalaman dalam bidang pengembangan dan inovasi pertanian,  Rahmat Ibrahim dari Kementerian Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah. Ia mengajarkan dasar-dasar ilmu tanah yang menjadi elemen penting dalam konsep pertanian modern. Dari penjelasan dan praktik langsung yang diberikan oleh pemateri kepada warga, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bercocok tanam untuk komoditi kacang tanah dan cabai.

Program pelatihan untuk pengembangan komoditi kacang tanah dengan proses demplot terpadu di lahan warga desa binaan ini diharapkan bisa terus berkembang selama masa pembinaan. Dalam kegiatan pelatihan, turut dihadiri langsung oleh Kepala Desa Tanampedagi, Ishak Alisincau. Ia menyampaikan kepada warganya untuk betul-betul serius mengikuti program yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla, karena kedepannya program ini akan terus dilanjutkan oleh Pemerintah Desa melalui Program desa yang akan  dikelola oleh Bumdes Desa Tanampedagi. “Saya selaku Kepala Desa Tobarru menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla melalui program pendampingan di Desa Tanampedagi dan berharap semoga tetap dilanjutkan hingga tahun berikutnya”, ujarnya singkat.

Bapak Aspar selaku ketua Kelompok Tani, warga lokal di Desa Tanampedagi,  yang berperan aktif dalam kegiatan ini sangat antusias dan menyarankan kepada tim fasilitator tetap melanjutkan kegiatan pembinaan. Aspar  yang kesehariannya bekerja sebagai petani juga menjadi orang yang dipercaya warga untuk mengawasi lahan demplot kacang tanah dengan berbagai permasalahannya.

Program ini masuk kedalam kategori pembinaan potensi sumber daya di desa binaan. Rusli, selaku fasilitator lapangan DBS (Desa Bangkit Sejahtera) yang bertugas di Desa Tanampedagi menjelaskan bahwa dengan adanya program ini, diharapkan bisa mengasah potensi masyarakat desa dalam bidang pertanian dan meningkatkan kapasitas dan pengalaman warga dalam menanam kacang tanah dan cabai. Pilihan untuk meningkatkan produksi kacang tanah dengan menanam secara mandiri dapat mengisi ruang kosong untuk kebutuhan pasar di Kabupaten Parigi Moutong.

Program ini juga diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk warga Desa Tanampedagi untuk menambah ilmu dalam bidang pertanian terutama untuk komoditi cabai yang harganya cukup tinggi di pasaran, yang tentunya bisa menjadi salah satu potensi pengembangan ekonomi desa.

Sementara itu, menurut Heryanto, selaku Officer Program Ekonomi Sosial; Yayasan Hadji Kalla yang melakukan langsung monitoring program di Desa Tanampedagi, melihat bahwa program yang diinisiasi ini bisa terus berkembang dan maju, melihat semangat dan antusiasme yang ditunjukkan oleh warga desa. Dari survei awal di Desa Tanampedagi, Fasilitator Lapangan DBS menemukan bahwa desa tersebut memang kurang inovasi dalam meningkatkan kualitas hasil produksi bahan lokal terutama untuk komoditi kacang tanah dan cabai, sementara harga di pasaran cukup tinggi. “Tentu lewat program ini, maka target kita dalam rangka peningkatan perekonomian bisa kita raih dalam satu hingga dua tahun kedepan. Komoditi kacang tanah dan cabai adalah sektor yang menjanjikan untuk kita terus intervensi dalam proses pembinaan di Desa Tanampedagi.” Jelasnya.

 

(br)