Yasanhadjikalla.co.id; Bone – Dusun Lappa Pape, Desa Tompo Bulu, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone memiliki potensi unggulan  berupa hasil perikanan dari bendungan. Hasilnya adalah berbagai jenis ikan air tawar yang melimpah ruah.

Yayasana Hadji Kalla melalui Program Desa Bangkit Sejahtera (DBS), melihat potensi tersebut sehingga dibuatlah ‘Program Pengolahan Ikan Nila’ menjadi beragam produk UMKM. Program ini diawali dengan pembentukan Kelompok UMKM Binaaan Yayasan Hadji Kalla lalu diikuti dengan berbagai program pelatihan guna meningkatkan dan memberikan pengetahuan baru kepada warga desa binaan.

Pelatihan dengan tema Peningkatkan Jenis Olahan Ikan Nila dan Pengemasan, dilaksanakan pada Minggu (22-23/10/2022). Pemanfaatan Ikan Nila hasil dari bendungan desa diolah menjadi beberapa produk yakni abon dan kripik nila, adapula pelatihan pengemasan, dan branding produk oleh tim fasilitator Yayasan Hadji Kalla.

Dalam kegiatan tersebut, tim Yayasan Kalla Resky dan Akhsan memperkenalkan berbagai alternatif olahan ikan nila dan cara pembuatannya. “Ikan nila dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah dapat diolah menjadi berbagai olahan bernilai ekonomi tinggi seperti  abon dan kripik, tentu ini adalah nilai tambah yang bisa menjadi peluang pasar yang baik di masa mendatang.” Sebut Akhsan.

Sementara itu, Resky Andayani yang juga fasilitator pendamping desa Yayasan Hadji Kalla menyampaikan mengenai bahwa pengemasan produk olahan ikan sangat penting hingga pada proses pelabelan produk serta pemasarannya, “branding  dapat menjadi ciri khas produk, memberi informasi kandungan bahan kepada pembeli dan keunikannya bisa membuat produk kita mudah diingat dan dapat mendapat perhatian dari konsumen.” Jelasnya.

Bersama peserta, Resky Andayani juga merancang proses pembuatan produk yg aman dari bahan berbahaya dan kandungan MSG. Lalu dilanjutkan dengan praktik pembuatan abon ikan kripik ikan nila.

Kepala Desa Tompo Bulu, Muh.  Iqbal mengatakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan masyarakat dan menambah alternatif produk yang dapat dihasilkan oleh UMKM Desa. Selain itu, program ini juga bisa mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) daerah setempat.

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena belum pernah mendapatkan ilmu untuk mengolah ikan nila menjadi berbagai olahan lain. Kegiatan ini memberikan wawasan serta pengalaman baru bagi ibu-ibu peserta pelatihan. Dengan pengolahan ikan nila menjadi produk olahan tersebut, diharapkan penjualan produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Akhsan menambahkan, Produk Ikan mentah yang tidak terserap pasar dalam bentuk segar, bisa menjadi masalah tersendiri mengingat masa kadaluarsa yang cukup singkat jika tidak dilakukan perlakuan khusus (diawetkan dengan didinginkan, diasinkan, dan seterusnya). Alternatif haruslah ada. Salah satu yang dipilih adalah dengan menjadikan sebagai lauk yang awetnya lama, mudah dikonsumsi, enak, dan praktis.

Selain itu, untuk memudahkan pemasaran, juga telah dilakukan pengurusan Izin edar pemasaran produk berupa P.IRT dengan menjalin kerjasama dengan dinas PTSP Kabupaten Bone. Saat ini Izin usaha sudah terbit dan produk siap dipasarkan dengan jangkauan yang lebih luas.

(Acc/br)