yayasanhadjikalla.or.id; Luwu – Kondisi pandemi yang tak kunjung mereda, membuat banyak kalangan terkena dampak secara ekonomi. Masyarakat tetap harus bertahan meski mengalami banyak kesulitan. Namun, meski dalam kesulitan desa tetap punya segala potensi yang bisa dimanfaatkan oleh warganya agar tetap bisa bertahan, begitu pula dengan Desa Limbong. Air yang melimpah di Desa Limbong merupakan salah satu potensi desa yang bisa untuk dikembangkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi tersebut yaitu dengan pembuatan inovasi aquaponik. Selain menunjang kebutuhan ikan segar, kebutuhan sayur sehat pun bisa terpenuhi dalam satu media yang dapat menekan pengeluaran selama pandemi.
Aquaponik merupakan sistem pertanian yang mengombinasikan akuakultur atau pemeliharaan hewan air dengan hidroponik yang selama ini kita kenal sebagai sistem budidaya tumbuhan dengan media tanam air. Aquaponik sendiri dilakukan dalam satu tempat yang sama. Dalam sistem aquaponik ini, akan terjadi suatu siklus yang saling menguntungkan antara ikan dan tanaman. Kotoran ikan yang dibiarkan begitu saja di dalam kolam dapat menjadi racun bagi ikan-ikan yang ada di dalamnya. Namun, dengan sistem aquaponik, tanaman akan mengurai racun tersebut dan menjadikannya sebagai suplai oksigen pada air untuk ikan. Sementara, unsur hara yang terdapat dalam kotoran ikan bisa menjadi komponen baik untuk tanaman.
Konsep Sayur Sehat, Ikan Segar dikemas dalam Pelatihan Aquaponik di Desa Limbong, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu. Kegiatan pelatihan berlangsung selama tiga hari (3-5/11/2020) dan dilaksanakan di IKM Barambangi Kecamatan Suli.
Pelatihan ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Limbong, Aparat Desa, Para Kepala Dusun, dan masyarakat di Desa Limbong. Pemteri dihadirkan langsung oleh Fasilitator Lapangan DBS, Reski, dari Makassar yang ahli di bidang inovasi aquaponik. Dari pantauan fasilitator DBS, masyarakat desa terlihat sangat antusias saat mengikuti pelatin, hal tersebut terlihat dari durasi pemberian materi yang berlangsung selama hampir tiga jam. Jumlah peserta yang hadir dalam pelatihan yakni 31 orang.
Setelah mendapatkan materi dasar, masyarakat kemudian diajarkan membuat aquaponik percontohan yang ditempatkan di Dusun Panglimunan, berdasarkan kesepakatan masyarakat. Peserta diajarkan untuk membuat rangka tempat diletakkannya tanaman dan pada tahap selanjutnya, dibuatlah kolam ikan yang rangkanya dibuat menyatu dengan rangka tempat tanaman. Selain pembuatan kolam, peserta pelatihan diajarkan langsung menyemai pembibitan. Pemateri juga selalu mengingatkan peserta terkait poin-poin penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembuatan aquaponik mulai dari pembibitan hingga masa panen.
Ismail; selaku Kepala Desa Limbong menerangkan bahawa pelatihan yang diinisiasi oleh Yayasan Hadji Kalla di desanya tersebut sangat membantu masyarakat mengatasi permasalahan ekonomi utamanya dalam pemenuhan ikan dan sayur. “Memang di Limbong air sangat melimpah, jadi sangat cocok pemanfaatan aquaponik ini. Saya berharap dengan adanya aquaponik percontohan di Dusun Panglimunan dapat jadi pemantik untuk dusun-dusun lainnya. Rencananya saya akan agendakan untuk membuat lomba aquaponik perdusun dan akan diberi penghargaan bagi dusun yang kreatif”, terang Ismail.
Sementara itu, Muhammad Yusfi Yusuf yang merupakan Pemateri Inovasi Aquaponik menjelaskan bahwa kondisi di Desa Limbong yang berlimpah akan air serta masyarakat desa yang antusias bisa menjadi aset yang besar di masa depan. “Sebelumnya saya berterima kasih karena bisa memberikan materi di Desa Limbong ini, desa yang sangat subur. Tanah yang subur bisa menjadi potensi desa yang harus dikembangkan. Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi tersebut, ya melalui aquaponik ini. Oleh karena itu, setelah pemberian materi dan pelatihan ini, saya berharap masyarakat tidak hanya sampai pada batas tau saja, tetapi juga mempraktekkan. Dimulai dari membuat kelompok hingga dilakukan secara mandiri”, tandas Yusfi.
Di lain sisi, Aspin sebagai Kepala Dusun Mabombong mengaku senang bisa menjadi peserta dalam pelatihan tersebut, “Saya baru tahu ternyata ada yang namanya aquaponik. Aquaponik ini sangat praktis karena sudah dapat sayur, dapat juga ikannya. Sekali lagi, terima kasih terutama kepada Yayasan Hadji Kalla dan nak Eky dari DBS ini karena sudah melaksanakan pelatihan untuk kami para warga di Desa Limbong”, pungkas Aspin.
(Bur/Eky)