yayasanhadjikalla.or.id; Luwu – Kabupaten Luwu adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang dalam kurun waktu tiga tahun dimekarkan menjadi tiga daerah strategis, yaitu  Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara  yang kemudian dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo.

Komoditi unggulan Kabupaten Luwu yaitu sektor perkebunan, pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Kelapa Sawit, Kakao, Kopi, Kelapa, Cengkeh, Jambu Mete, Kemiri, Lada, Pala, Sagu, dan Vanili. Sub sektor Pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Jagung, Tembakau dan Ubi kayu. Sub sektor jasa Pariwisatanya yaitu wisata alam dan budaya.

Kondisi Geografis Kabupaten Luwu didominasi oleh wilayah daratan dan pegunungan, hal ini tentu menjadi alasan kenapa masyarakat di kabupaten ini tidak banyak mendapat asupan gizi dari hasil laut berupa ikan karena memaang daerahnya jauh dari wilayah laut. Di beberapa daerah, ikan menjadi hal yang sangat langka untuk ditemui. Melihat kondisi tersebut, Yayasan Hadji Kalla melalui Program Desa Bangkit Sejahtera (DBS) menginisisasi Program Kolam Ikan Air Tawar di Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu, yang merupakan salah satu desa yang telah dibina dalam kurun waktu setahun terakhir sejak 2020 yang lalu.

“Tujuan dari program ini adalah agar masyarakat Desa Kaili bisa mendapatkan asupan gizi yang lebih banyak dengan ikan air tawar yang bisa dibudidayakan secara mandiri oleh masyarakat. Selain itu, adapula nilai ekonomis yang tinggi dari program ini, karena jika dalam prosesnya bisa dikelola secara mandiri dan berkelanjutan, maka masyarakat bisa menjual hasil panen ikan secara rutin yang tentu akan mendongkrak perekonomian di desa”, jelas Taufiq; Fasilitator DBS Yayasan Hadji Kalla, Kamis (27/05/2021).

Sejak dimulai pada bulan September 2020 lalu, di Desa Kaili terhitung telah ada lebih dari 30 kolam ikan air tawar yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat di mana sebelumnya hanya ada 3 kolam percontohan yang di buat di beberapa rumah warga dan rumah kepala desa. Setelah berjalan beberapa bulan dan berhasil di ketiga lokasi pertama, maka masyarakat Desa Kaili berangsur ikut dalam pengadaan kolam mandiri di rumah masing-masing dan setiap warganya mendapatkan pendampingan oleh Fasilitator Desa Bangkit Sejahtera Muh. Taufiq Mustariawan dan Kardi. Sebelumnya telah diadakan pelatihan untuk warga agar bisa lebih mengenal pengelolaan kolam ikan air tawar ini.

“Dari 30 kolam ikan air tawar yang ada, 90% kolam berisi ikan jenis lele, jenis tersebut dipilih karena pemeliharaannya yang lebih mudah dan efisien serta tidak membutuhkan perawatan khusus dan biaya besar. Kebanyakan dari masyarakat Desa Kaili memiliki kolam lebih dari satu dengan tujuan untuk produksi dan hasil panen yang lebih besar,” pungkas Kaharuddin, Kepala Desa Kaili.

Selama berjalan, berita keberhasilan masyarakat Desa Kaili dalam pengelolaan kolam ikan air tawar sampai di teliga beberapa pihak dan telah ada beberapa kelompok usaha seperti rumah makan dari Ibu Kota Belopa yang datang untuk meminta pasokan ikan lele. Namun permintaan yang cukup besar hingga angka 1 ton (1000 kilogram) setiap bulannya belum bisa dipenuhi oleh warga karena pengelolaannya yang masih rumahan.

“Dari pihak Pemerintah Desa Kaili sendiri telah berencana untuk melakukan rembuk bersama semua warga untuk menentukan beberapa hal dan membentuk kelompok usaha pengelolaan ikan air tawar agar bisa lebih teratur sehingga dalam kurun waktu dua bulan ke depan, permintaan dari luar sudah bisa kita penuhi”, jelas Kaharuddin kepada tim monitoring Yayasan Hadji Kalla Kamis (27/05/2021).

(Bur)