yayasanhadjikalla.or.id; Jeneponto – Bantu tingkatkan kapasitas petani, Field Fasilitator DBS Yayasan Hadji Kalla gelar pelatihan. Pengembangan dan Peningķatan Kapasitas petani, melalui “Pelatihan dan Pembuatan Bank Pupuk Organik Cair (POC) dan KOMPOS”. Pelatihan ini digelar pada 14 November lalu di Dusun Tangkulu, Desa Tanammawang, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto.

Peserta yang hadir adalah sebanyak 36 orang yang tergabung dari beberapa kelompok petani cabai, jagung, dan padi. Pelatihan ini diberikan karena melihat bahwa terbatasnya akses bagi masyarakat dan lokasi desa yang jauh dari pusat kota, serta kurangnya pengetahuan petani tentang pertanian organik, akhirnya tim FF Yayasan Hadji Kalla menginisiasi kegiatan pengembangan kapasitas petani melalui pelatihan pembuatan bank POC/Kompos.

Salah seorang petani desa, Tajuddin menjelaskan bahwa Ia dan warga lain tidak pernah mengikuti bahkan mendapatkan pelatihan sebelumnya. Dia baru tahu bahwa limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk pertanian dengan dibuat menjadi pupuk organik. Ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Hadji Kalla yang bisa hadir dan membantu warga lewat pelatihan-pelatihan pertanian seperti yang Ia dapatkan hari itu. Program pelatihan ini mendatangkan langsung peneliti pertanian dari Universitas Hasanuddin, Syaefuddin untuk mengajari warga membuat pupuk.

“Kegiatan ini merupakan ladang amal dan saya sangat mengapresiasi upaya Yayasan Hadji Kalla di Desa Tanammawang dalam membina petani terutama dengan kondisi sekarang yang serba sulit”, singkat Syaefuddin.

Menurut Akhsan, FF DBS di Desa Tanammawang, selain ramah lingkungan, pupuk yang dibuat juga dapat mengurangi limbah rumah tangga yang terbuang percuma. Bahan yang digunakan pun bisa didapatkan dengan mudah, yakni berupa kotoran hewan, nasi basi, air cucian beras, dan sampah dedaunan.

“Mahalnya harga pupuk kimia saat ini, membuat petani terkadang memilih untuk berutang demi membeli pupuk. Namun saat panen tiba, hasilnya hanya menutupi modal yang warga keluarkan, tidak menguntungkan sama sekali. Diharapkan dengan diberikannya pelatihan ini, maka warga bisa memproduksi pupuk untuk tanaman mereka sendiri dan tidak lagi membeli pupuk pestisida yang mahal”, jelas Akhsan.

Selain mengajari membuat pupuk organik, output dari pelatihan ini adalah dibuatnya sebuah bank pupuk POC/Kompos yang nantinya akan digunakan bersama oleh petani. Akan diadakan juga secara rutin setiap dua minggu sekali untuk pembuatan pupuk baru.

(Bur)