yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Sejumlah warga dari Kecamatan Makassar dan sekitarnya mengikuti Program Pelatihan Parenting Islami yang diadakan oleh Yayasan Hadji Kalla bekerjasama dengan Rumah Zakat. Kegiatan ini berlangsung di Aula Serbaguna, Kompleks Asrama Cacat Wirajaya, Kota Makassar 27 dan 28 Agustus 2022.

Program ini adalah salah satu dari bagian dari program Bidang Educare tahun 2022 dalam rangka partisipasi, untuk menekan angka kasus kekerasan terhadap anak di Kota Makassar yang meningkat pada rentang waktu lima tahun terakhir (berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak – Kota Makassar). Hal ini tentu dapat memicu kerusakan psikis dan berpengaruh pada tingkat kenakalan pada anak yang salah satunya dikarenakan orang tua yang tidak memahami konsep pengasuhan yang baik. Atas dasar tersebutlah, Yayasan Hadji Kalla menjalankan program ini.  

Bekerjasama dengan Rumah Zakat, Yayasan Hadji Kalla mendatangkan seorang pemateri yang merupakan mentor, trainer nasional, dan juga praktisi parenting Islami, yang saat ini Direktur Utama Indonesia Juara Foundation; Muhammad Sobirin atau yang akrab disapa Kang Sob.

Menurut Ria Supratman, Officer Program Ecucare menjelaskan bahwa anak adalah sesuatu yang paling berharga bagi orang tua. “Mereka memberikan manfaat jika benar dalam mendidik. Demikian pula sebaliknya. Karena anak yang sholeh atau sholeha itu nantinya akan menjadi aset orang tua.” Ungkapnya.

Hal inilah yang kini menjadi bagian penting dan mendapat perhatian khusus dari program di Yayasan Hadji Kalla. Setelah acara dibuka dengan ice breaking ala Kang Sob, Ia membuka sesi pelatihan dengan sebuah video yang menunjukkan berbagai perilaku anak yang banyak ditiru dari orang tuanya. Kang Sob memaparkan tiga prinsip pola pengasuhan, yakni pertama yakin, kedua memantaskan diri, dan yang ketiga adalah siap menerima hasil.

“Kesimpulannya adalah, anak meniru tingkah laku orang tuanya. Bagaimana kelakuan ayah ibunya, demikian juga anak-anaknya. Sebab buah hati adalah sang peniru ulung. Anak mengimitasi orang tuanya. Hati-hati bertingkah laku di depan anak. Yang dilihat lebih berpengaruh dari yang didengar. Pendidikan adalah keteladanan. Bagaimana menyuruh anak agar mau mendirikan shalat, misalnya. Bukan hanya memerintah tetapi mengajak.  Mendidik anak bukanlah tanggung jawab guru semata. Justru pendidikan anak dimulai dari orang tuanya, dari rumah. Al ummu madrasatul ula, Ibu adalah sekolah pertama. Sebab orang tua tidak mampu meng-handle keseluruhan proses pendidikan anaknya, maka orang tua menitipkannya ke sekolah.” Jelasnya.

“Jadikanlah rumah seperti sekolah. Ada kurikulum, terdapat tempat belajar, ruang beristirahat, ada juga mushala. Tiap anggota keluarga siap untuk belajar. Maka menjadi keluarga pembelajar. Asas utama pengasuhan yang baik adalah – masuklah kita ke dunia mereka, bawalah mereka ke dunia kita, dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka.” Jelas Kang Sob.

Apriani Ramli, salah seorang Ibu peserta pelatihan mengungkapkan rasa bahagianya bisa belajar banyak tentang pola pengasuhan yang dibawakan oleh Kang Sob, “Senang rasanya bisa ikut pelatihan ini, bisa belajar ilmu baru bagaimana mengasuh anak dengan baik. Terima kasih Yayasan Hadji Kalla karena telah menghadirkan program pelatihan ini untuk kami.” Ujar Ibu muda dari Kecamatan Makassar ini.

Bukan hanya sekedar memberikan program pelatihan, Yayasan Hadji Kalla akan terus mengawal dan membentuk kelompok-kelompok dalam keluarga yang menjadi peserta untuk terus diberikan pengarahan. Tujuannya tentu untuk memastikan bahwa materi pola pengasuhan Islami yang telah diajarkan bisa dijalankan dengan maksimal.

(br)