yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Kondisi pandemi yang saat ini masih berlangsung di Indonesia membuat berbagai sektor harus berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Berbagai tempat harus menjalankan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dengan konsep new normal, mulai dari kewajiban mencuci tangan secara rutin, aturan penggunaan masker di luar ruangan hingga aturan menjaga jarak. Beberapa sektor usaha juga memutuskan untuk membuat berbagai pekerjaan harus dikerjakan secara daring di rumah atau Work From Home (WFH). Kondisi yang demikian, tidak menghalangi semangat kerja Insan Kalla yang bekerja di Yayasan Hadji Kalla. Bidang Educare Yayasan Hadji Kalla misalnya yang tetapp bisa menjalankan program-programnya dengan cara daring, salah satunya adalah program seleksi beasiswa secara daring. Pada periode ini, Yayasan Hadji Kalla telah menetapkan beberapa kriteria seleksi yang ketat dalam menentukan penerima beasiswa tugas akhir tahun 2020. Menjadi berbeda, di tahun ini Yayasan Hadji Kalla harus menjalankan berbagai program di masa pandemi dengan memanfaatkan teknologi yang ada, salah satunya dengan menggunakan aplikasi meeting online dalam melakukan wawancara para kandidat penerima beasiswa. Sejumlah pendaftar dari berbagai kampus tercatat telah mengikuti wawancara langsung oleh Manager dan Officer Educare Yayasan Hadji Kalla.
Syafei, selaku Officer Educare Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa Beasiswa Tugas Akhir tahap I tahun 2020 menjaring sejumlah 355 orang pendaftar mahasiswa dari berbagai kampus negeri dan swasta yang berasal dari Sulawesi.
“Di tahap pertama ini, Program Beasiswa Tugas Akhir 2020 terdata sejumlah 355 pendaftar dan ada 55 orang di antarnya yang memenuhi kriteria dan lolos seleksi berkas dan telah mengikuti sesi wawancara tahap pertama yang dilakukan secara daring. Kita berharap bahwa kondisi ini tidak mengurangi esensi dari tiap tahapan seleksi dan mahasiswa yang mengikuti prosesnya bisa memaksimalkan diri mereka dalam presentasi yang dibawakan”, jelas Syafei.
Proses seleksi Beasiswa Tugas Akhir Tahap I ini sendiri berlangsung sejak akhir Mei lalu dan masih akan berlanjut hingga juni 2020. Kriteria penerima beasiswa sendiri didasarkan pada tema penelitian yang akan dibahas dalam tugas akhir tersebut, di mana tugas akhirnya memuat tema yang membawa kebermanfaatan untuk masyarakat umum serta berdampak pada lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.
Menurut Manager Bidang Educare Yayasan Hadji Kalla, WFH yang saat ini dijalani adalah hal yang mau tidak mau harus diterima dengan lapang dada, berbagai program yang dijalankan oleh bidang pendidikan pun harus tetap berjalan meski harus dilakukan dengan sistem daring yang tentunya akan menemui berbagai kendala.
“Kondisi sekarang ini bisa menjadi titik balik kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, SWT., dan juga keluarga di rumah, meski harus menjalankan program-program YHK di tengah keterbatasan, kita harus tetap semangat dalam menjaga amanah ini, kita harus terima semua itu dengan lapang dada”, tuturnya.
Ia melanjutkan bahwa selama proses wawancara, secara umum bisa berjalan dengan lancar, walaupun dalam beberapa bagian, ada kendala teknis seperti gangguan jaringan saat proses wawancara yang menggunakan aplikasi zoom, terlebih lagi banyak dari calon penerima beasiswa berasal dari daerah yang berpotensi mendapat gangguan sinyal ketika proses wawancara berlangsung.
(Bur)