yayasanhadjikalla.or.id; Makassar –  Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis Sulawesi Selatan bersama dengan Yayasan Hadji Kalla, menyalurkan bantuan untuk para penderita TBC di Kota Makassar pada (9-10/11/2020). Paket bantuan berupa sembako tersebut disalurkan langsung ke rumah masing-masing pasien penderita TBC yang ada dalam pengawasan Yayasan Tubekulosis berupa 10 paket sembako dan 10 paket sembako lainnya untuk pasien yang berada di Rumah Perawatan ASA oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBPKM) Makassar.

“Pemberian paket sembako ini dirasa menjadi hal yang sangat perlu untuk dilakukan  karena dampak ekonomi yang begitu terasa selama pandemi covid-19. Hal tersebut juga memberikan dampak buruk pada para pasien penderita TBC yang masih berusaha untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi. tentu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Hadji Kalla atas sinergi dan kepercayaannya kepada kami dalam menyalurkan bantuan ini”, ujar Sri Niken Ariati, penanggung jawab program Yayasan Tuberkulosis.

Niken menjelaskan bahwa proses pembagian sembako kepada para pasien penderita TBC berlangsung lancar dengan mengedepankan protokol kesehatan mengingat bahwa kondisi sekarang masih dalam keadaan darurat pendemi. Para relawan Yayasan Tuberkulosis yang turun bertugas tetap mengenakan masker dan menyediakan cairan antiseptik, mengingat bahwa para penerima manfaat adalah kelompok rentan yang bisa menularkan penyakit.

Pak Syafar, salah seorang penerima bantuan mengucapkan kesyukuran dan terima kasihnya kepada Yayasan Kalla karena telah mendapatkan bantuan paket sembako melalui Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis Sulawesi Selatan. Ia berharap bahwa bantuan yang diberikan bisa membantu memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya bersama keluarga.

Syafei, Officer Program Educare; Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa dipilihnya kerjasama dengan Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis Sulawesi Selatan menjadi bukti bahwa kepedulian dari Yayasan Hadji Kalla bukan hanya untuk masyarakat dhuafa biasa, namun juga untuk kelompok rentan penderita penyakit menular yang tentu punya kesulitan yang lebih dibanding kelompok dhuafa lain.

Tantangan penanggulangan penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia yang semakin berat di tengah masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan keteguhan dan keseriusan para pengurus Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis Sulawesi Selatan untuk tetap memberikan perhatian penuh kepada para pasien penderita TBC agar bisa tetap punya semangat bertahan di tengah pandemi.

(Bur)