yayasanhadjikalla.or.id – Anak bukan tamu biasa di rumah kita. mereka telah dipinjamkan untuk sementara waktu kepada kita dengan tujuan mencintai mereka dan menanamkan nilai-nilai dasar untuk kehidupan masa depan yang akan mereka jalani (Dr. James C Dobshon). Berikut 10 tips bahagia bersama anak, yaitu:
1. Pahami Makna Keluarga
Keluarga menjadi wahana utama & pertama dalam mengembangkan berbagai potensi keluarga dan tempat penyemaian cinta dan kasih sayang. Konflik dalam rumah tangga adalah situasi yang wajar. Jadilah keluarga bahagia dengan memiliki cara untuk mengampuni dan melupakan ketidaksempurnaan serta mencari hal-hal yang baik.
2. Anak Adalah Anugerah
Anak merupakan anugrah dan titipan Allah SWT kepada tiap pasangan yang telah menikah yang kelak orangtua akan dimintai pertanggung jawaban atas mereka. Keluarga berperan dalam pembentukan kepribadian seorang anak, sebab keluarga merupakan tempat yang paling awal dan paling utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Ciptakan Waktu Berkualitas
Menciptakan waktu berkualitas dengan anak salah satu caranya adalah bermain bersama anak dan bercerita sebuah dongeng. Bercerita dengan anak selain dapat membangun komunikasi dapat juga membangun bonding antara anak dan orang tua. Sebaiknya dalam membangun waktu berkualitas ini, orangtua mengurangi waktu penggunaan gadget atau smartphone.
4. Jauhi Kekerasan Fisik Verbal Pada Anak
Orang tua merupakan pembentuk kebiasaan-kebiasaan yang mempengaruhi perilaku hingga karakter anak ketika beranjak dewasa. Perlakukan anak sesuai dengan usianya, tetap berikan mereka limpahan kasih sayang walaupun mereka telah beranjak dewasa (seperti pelukan dan ciuman), nasehati mereka dengan baik ketika mereka melakukan kesalahan, puji mereka ketika mereka melakukan suatu kebaikan, panggil mereka dengan panggilan yang baik karena kata-kata yang keluar dari mulut orang tua adalah doa bagi anak, dan hukum mereka dengan kasih saying serta dukung mereka dengan berdoa kepada Allah SWT.
5. Bangun Komunikasi Dengan Anak
Anak dengan dominan otak kiri, ketika berkomunikasi dengan mereka pakailah cara berkomunikasi diskusi. Ajak mereka bertukar pikiran dalam menentukan sesuatu dan dalam pengambilan keputusan. Sebab anak dengan otak kiri tidak menyukai didikte. Berkomunikasi dengan anak dominan otak kanan pakailah sebuah cerita, permainan, atau hal-hal yang berkaitan dengan imajinasi anak. Sebagai orang tua perlu mengetahui cara masuk berkomunikasi dengan anak untuk menyamakan pola pikir mereka agar anak dapat menerima orang tua.
6. Kenali Emosi Anak
Terdapat gambaran emosi yang terdapat pada anak yang perlu orangtua kenali, yaitu ada emosi amarah, kesedihan, takut, kenikmatan,terkejut,malu. Dengan mengenali emosi anak, orang tua dapat berkomunikasi dengan baik dengan anak dalam membangun kecerdasan hatinya. Anak-anak ketika melakukan kesalahan atau sedang dalam emosi labil, orang tua dapat langsung mengarahkan dan menasehati anak. Begitupun sebaliknya, ketika anak-anak melakukan sebuah kebaikan, orang tua dapat langsung memberikan pujian atas apa yang dikerjakannya walaupun belum sesuai dengan apa yang kita harapkan.
7. Beri Kepercayaan dan Motivasi
Banyaknya anak-anak menjadi bermasalah disebabkan oleh orangtuanya sendiri. Orangtua cenderung membesar-besarkan hal-hal buruk yang dilakukan oleh anak. Sedangkan ketika anak membantu atau bersikap baik, untuk berterima kasih dan memujinya pun tidak. Stigma yang ada pada orang tua adalah anak-anak mereka dikatakan cerdas atau berprestasi ketika anak mendapatkan juara kelas, ranking yang tinggi, masuk ke sekolah unggulan dan hal-hal yang hanya terkait nilai. Bagaimana dengan prestasi lain dalam hal membantu orang tua, seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, dan menyetrika? Serta sesekali beri penghargaan kepada anak atas segala kelakuan baik yang dilakukannya.
8. Disiplinkan Anak
Jika anak berbuat kesalahan, berikan mereka jeda untuk merenungi kesalahannya agar orang tua dapat bertukar pikiran. Terapkan aturan “ketika, maka” seperti tidak makan secara alami akan sakit perut atau kelaparan, sepeda dibiarkan dihalaman maka akan hilang/dicuri yang dimana menjadi salah satu bentuk konsekuensi alami dan konsekuensi logis dan yang akan dihadapi oleh anak. Memberi hukuman jika anak menunjukkan perilaku yang sangat buruk dengan menugaskannya melakukan suatu kegiatan ekstra selama masa waktu tertentu atau menahan hak istimewanya. Diperlukan kekonsistenan orangtua dalam penerapannya .
9. Jadilah Teladan
Orang tua menjadi role model atau contoh teladan oleh anak-anak mereka. Mengajak anak melakukan sesuatu seperti mengaji atau ke mesjid tentu lebih mudah kan kalau kita sebagai orang tua yang menjadi panutannya? Sebab ketika kita menginginkan anak belajar sesuatu, namun orang tua sendiri tidak melakukannya dan hanya memerintah akan menyebabkan anak membantah atau melawan. Begitu pun sebaliknya dengan berbagai perilaku buruk yang dilakukan oleh orang tua, seperti merokok atau berkata-kata dan sikap kasar. Anak merupakan peniru ulung. Mereka akan dengan cepat mempelajari sesuatu dari apa yang ada di sekelilingnya.
10. Beri Perlindungan
Orangtua perlu mengisi bejana hati anak sebagai salah satu cara untuk memfilter lingkungan anak. Sebab kekejaman yang terjadi sekarang ini lebih disebabkan oleh asuhan orang tua yang tidak kuat untuk membekali mereka dalam menghadapi perkembangan dunia. Pengasuhan anak tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun, baik kepada baby sitter maupun guru di sekolah. Memberi perlindungan kepada anak salah satunya adalah mengajari anak mengenai sex education sedini mungkin untuk menghindarkannya dari tindakan pelecehan seksual dari orang lain.
Meita. A. Kuncoro
Leave A Comment