Makassar, — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Yayasan INANTA, sukses menyelenggarakan Training Dasar Sphere Handbook edisi 2018, yang berlangsung di Hotel Raising, Jl. Racing Centre, Makassar. Pelatihan ini adalah untuk yang pertama kalinya dilakukan di Sulawesi Selatan, dan diberikan secara gratis kepada peserta yang terpilih melalui proses seleksi ketat, dengan tujuan memperkuat kualitas dan akuntabilitas dalam penanganan kemanusiaan di Indonesia. Peserta yang terjaring dalam program ini berasal dari berbagai lembaga/instansi yang bergerak di bidang respon kebencanaan seperti PMI dan BPBD dan Tagana dari beberapa wilayah di Sulawesi Selatan.
Sphere Handbook sendiri dibuat berlandaskan prinsip bahwa setiap individu yang terdampak bencana atau konflik berhak mendapatkan bantuan yang layak demi kehidupan bermartabat dan lebih baik. Program ini diikuti oleh 33 orang peserta dari berbagai organisasi kemanusiaan dan lembaga non-profit yang ada di Sulawesi Selatan. Selama empat hari, para peserta mendalami prinsip dasar dan standar global Sphere, serta praktik terbaik dalam respons kemanusiaan. Mereka dibimbing langsung oleh dua fasilitator utama, yakni Dr. Avianto Amri, Ketua MPBI, dan Muh. Syukri Turusi dari MPBI, yang memberikan wawasan praksis mengenai penerapan Sphere dalam situasi darurat.
“Sphere Handbook adalah standar global yang diakui dunia, oleh ratusan lembaga dan akademisi dalam merespons krisis kemanusiaan dengan akuntabilitas yang tinggi. Dengan pelatihan ini, kami berharap para peserta dapat memahami prinsip ini dan menerapkannya untuk memastikan respons yang efektif dan bermartabat bagi masyarakat terdampak,” ujar Dr. Avianto Amri, Ketua MPBI sekaligus pemateri pelatihan. “Kami ingin setiap relawan dan pekerja kemanusiaan memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat dan sesuai dengan hak asasi manusia.” Jelasnya.
Selama pelatihan, peserta diajak mendalami beragam modul, mulai dari water, sanitation and hygiene (WASH), kesehatan, hingga tempat tinggal dan keamanan pangan dalam keadaan darurat. Pada akhir sesi, setiap peserta menerima sertifikat kelulusan resmi dari MPBI sebagai pengakuan atas kompetensi yang mereka peroleh selama pelatihan ini.
Salah satu peserta, Wiwi, dari DMC (Disaster Management Centre) Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin, mengaku bahwa pelatihan ini memberinya perspektif baru tentang pentingnya standar dalam bantuan kemanusiaan. “Saya belajar bahwa setiap langkah dalam respons kemanusiaan harus direncanakan dengan matang dan terukur agar masyarakat terdampak bisa mendapatkan bantuan secara maksimal. Pelatihan ini membuka wawasan saya untuk bertindak lebih profesional dalam membantu sesama, terima kasih kepada Yayasan Kalla atas kesempatan ini.” ungkapnya.
Pendapat serupa juga diutarakan oleh Zainuddin Saddiq, Anggota Kalla Rescue, yang mengatakan bahwa pelatihan ini sangat relevan dalam pekerjaannya. “Ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Sphere Handbook menjadi panduan yang sangat penting, terutama di lapangan, di mana kami perlu memastikan setiap tindakan memiliki dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.” Jelasnya.
LAZ Hadji Kalla, MPBI, dan Yayasan INANTA berharap pelatihan ini dapat berlanjut sebagai agenda rutin untuk memperkuat jaringan kemanusiaan di Indonesia. Menurut Sapril Akhmady, Program Manager Kemanusiaan dan Lingkungan LAZ Hadji Kalla, “Di masa depan, kami ingin semakin banyak relawan dan pekerja kemanusiaan yang terlatih dengan standar ini. Harapannya, standar Sphere ini bisa menjadi dasar bagi seluruh organisasi kemanusiaan dalam memberikan bantuan.” Tandasnya.
Dengan kesuksesan pelatihan ini, ketiga lembaga penyelenggara optimis bahwa kualitas dan efektivitas respons bencana di Indonesia akan semakin meningkat, memastikan bahwa bantuan sampai kepada yang membutuhkan secara tepat dan bermartabat.