yayasanhadjikalla.or.id, BoneTraining of Trainer (TOT) Parenting mendapat respon yang positif oleh warga Desa Bacu, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone. Bacu merupakan salah satu desa dengan tingkat pernikahan dini dan kelahiran yang tinggi, para peserta tetap berharap agar bisa menambah informasi bagaimana menjadi orangtua yang diidamkan anak, dan bijak dalam mengambil keputusan.

Berlangsung selama dua hari (7-8 April 2016), kegiatan ini diikuti sebanyak 34 orang di hari pertama, dan 32 orang di hari ke dua.

Kegiatan yang dilakukan selama dua hari bertajuk “Menjadi Orangtua Dambaan Anak” ini, membahas tentang pola asuh yang sering diterapkan dalam masyarakat. Pola asuh otoriter, permisif, demokratis dan pengabaian, menjadi poin utamanya.

Selain mengenal pola asuh yang biasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam materi yang disampaikan oleh Ibu Nur Anti, SE, MT, dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sulawesi Selatan, dikenalkan juga tentang mengenal emosi yang biasa ditemui pada anak kecil ataupun anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Hari kedua, materi disampaikan oleh Heryanto, Supervisor Bidang Parenting dan Pengembangan Kesehatan, berkaitan tentang komunikasi efektif pada anak. Komunikasi ini diperlukan guna menjaga anak dari pengaruh buruk yang bisa saja ditemui dalam lingkungan sekitar.

Keluarga berperan penting dalam menjaga anak dan mengembangkan kepribadian anak. Hal ini bisa dilakukan melalui komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Komunikasi yang dimaksud adalah posisi orangtua yang tidak hanya memberikan aturan atau masukan, namun juga memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pendapat.

Para peserta yang hadir dalam kegiatan ini sangat antusias mengikuti materi hingga akhir. Ikut terlibat dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang diadakan di Kantor Desa Bacu ini.

Ibu Sulastri (IRT) menyatakan bahwa kegiatan seperti ini perlu dilakukan. Mengingat ada perbedaan pola asuh yang diterapkan dalam setiap keluarga. Perbedaan pola asuh antara masyarakat di kota dengan pedesaan. Dan setiap orangtua memiliki kebiasaan yang berbeda dalam membesarkan anak-anak mereka. “Kegiatan ini bisa memberikan informasi pola asuh yang seperti apa yang efektif bagi perkembangan anak kita nantinya”, katanya.

Sama halnya yang disampaikan oleh Ibu Fatmawati, salah satu kader Posyandu di Desa Bacu. Ia menyatakan bahwa akan menjadi hal yang tidak menyenangkan, jika ada hal yang buruk terjadi pada anak kita dan tidak diketahui oleh keluarga sendiri. (Cinra)