yayasanhadjikalla.or.id, Makassar – Sebanyak 23 ibu rumah tangga dari Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Makassar mengikuti pelatihan kerajinan tangan berbahan baku eceng gondok di Kantor Lurah Rappokalling. Jika tidak ada aral melintang, pelatihan ini akan berlangsung selama 8 hari; dari tanggal 25 Juli – 1 Agustus 2017.
Program ini terselenggara atas kerjasama antara Yayasan Hadji Kalla dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kota Makassar. Kegiatan pelatihan dibuka oleh Ketua Tim Eceng Gondok Dekranasda Kota Makassar, Mimi Kudrati, didampingi oleh anggota tim Sarjana Pendamping Program Kota Kampung Kita Yayasan Hadji Kalla.
Hamna Faisal, ST, MM., staf bidang Desain Produk Dekranasda saat ditemui oleh Media YHK di sela-sela pelatihan mengatakan bahwa sejak dirinya bergabung dengan Dekranasda Makassar tahun 2014 lalu, ia berkeliling memberikan motivasi dan pelatihan kepada masyarakat baik di kota maupun di desa untuk mampu menghasilkan produk bernilai jual tinggi sekaligus dapat meningkatkan income dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia sebagai bahan dasarnya. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan adalah eceng gondok.
“Pada awal pengembangan program, tim Dekranasda terkendala dengan pengadaan bahan baku nceng gondok. Walaupun hampir semua kanal di Kota Makassar ditumbuhi eceng gondok, sangat sulit mengajak warga untuk mengangkat tumbuhan air tersebut dari lokasi tumbuhnya. Tidak ada warga yang mau mengangkat enceng gondok dari kanal! Jadi, kami mengajak komunitas pemulung yang berada di Jalan Panakkukang untuk mengangkut dengan memberikan upah Rp 1000 perkilogram dalam kondisi basah. Mungkin waktu itu belum ada warga yang memahami bahwa enceng gondok dapat dimaanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Saat ini, kami mendapatkan pasokan eceng gondok kondisi kering dari Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Dekranasda membelinya dari pemasok dengan harga antara Rp 8000- Rp 10000 per kilonya”. Tutur Hamna.
Sementara itu, Hartawati (48 th), Ketua RW 5 Kelurahan Rappokalling mengharapkan agar kegiatan ini dapat menambah pendapatan ibu-ibu rumah tangga di Rappokalling dan tidak lagi sepenuhnya bergantung kepada penghasilan suami yang biasanya tidak menentu setiap bulannya. Ia yakin bahwa dengan kegiatan keterampilan seperti ini, ibu-ibu mampu berinovasi dan berwirausaha melalui kerajinan tangan. Ibu Harta, demikian nama pangilannya, saat ini telah menghasilkan dan menjual produk keranjang sampah enceng gondok, dan ia telah menikmati buah dari hasil usahanya.
Baik Yayasan Hadji Kalla maupun Dekranasda mengharapkan agar peserta yang mengikuti kegiatan ini dengan durasi delapan hari, tidak merasa jenuh, tetap antusias dan menjadikan pelatihan ini sebagai sebuah peluang pengembangan kewirausahaan bagi peserta. Segala informasi yang dibutuhkan terkait pemanfaatan enceng gondok dapat dikondultasikan langsung dengan para instruktur pelatihan yang sudah sangat berpengalaman.
Leave A Comment