yayasanhadjikalla.or.id, Bone – Selasa, (28/2/2017) sarjana pendamping program Desa Bangkit Sejahtera (DBS) gelar penyuluhan tentang biogas untuk masyarakat Desa Bacu, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone. Kegiatan yang berlangsung di Aula Desa Bacu ini, dihadiri peserta dan tamu undangan sebanyak 43 orang. Masyarakat sangat antusias dalam kegiatan penyuluhan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
Awalnya program penyuluhan biogas ini adalah permintaan langsung dari pak desa beserta masyarakat karena berhubung potensi ternak sangat besar.
Banyaknya kotoran sapi yang berserakan menjadi alasan utama untuk memanfaatkan limbah satu ini. Selain untuk kebersihan lingkungan, juga dapat menghemat ekonomi warga.
Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Dinas Peternakan, Supervisor Program Desa Bangkit Sejahtera Yayasan Hadji Kalla, Perwakilan BLHD, BKKBN, PKK Kecamatan, dan tim BIRU (Biogas Rumah).
Kepala Desa Bacu, Bapak Nahrawi Asaf dalam sambutannya, menyampaikan bahwa program DBS yang berlangsung di Bacu sangat mengharapkan partisipasi dari masyarakat, mengingat semua kegiatan yang dilaksanakan akan dipantau dan dilaporkan secara teratur. Kalimat ini disampaikan guna mendorong keinginan masyarakat meningkatkan partisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
“Rencana akan ada pengusulan anggaran program pembuatan biogas dalam musrembang desa tahun depan” Ungkapnya.
BKKBN Kecamatan yang juga menyempatkan hadir, mempertanyakan mengenai kelanjutan program biogas pasca penyuluhan dan berharap agar antara tim Biru dan Yayasan Kalla dapat bekerja sama dengan BLHD kabupaten.
“Secara terbuka kami siap bekerja sama untuk program biogas itu sendiri”, Ungkap Pak Aqdar selaku pemateri dari Tim Biogas Rumah (BIRU)”.
Saat sesi diskusi berlangsung, Tim BIRU memutarkan film dokumenter, yang menunjukkan bahwa tidak hanya kotoran sapi yang bisa diolah menjadi biogas, namun segala sesuatu yang berbau busuk, termasuk ampas tahu, bahkan juga kotoran manusia. Biogas, tidak hanya bisa digunakan untuk keperluan pengganti LPG. Namun, juga dapat digunakan menjadi pupuk di kolam, pupuk kascing (dengan dicampur cacing), campuran pakan ayam/bebek, dan campuran pupuk organik. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki pupuk slurry, yakni tidak berbau, tanaman lebih tahan terhadap penyakit, dan kualitas tanaman lebih baik dibandingkan penggunaan pupuk kimia.
Rencananya, pelatihan ini akan berlanjut pembuatan biogas dan pupuk slurry (pupuk dengan menggunakan olahan biogas) pada bulan Mei mendatang. (Cinra Aprida)
Leave A Comment