yayasanhadjikalla.or.id, Makassar – Maraknya kasus narkoba dan kejahatan seksual membuat kalangan masyarakat resah apalagi yang terjerumus dengan kejadian seperti ini adalah anak-anak yang masih dibawah umur. Karena, anak-anak merupakan generasi yang paling rentan terkena narkotika dan kejahatan seksual.

Meita A. Kuncoro selaku penanggungjawab Program Parenting dan Pengembangan Kesehatan mengatakan bahwa hal ini menjadi perhatian khusus kami bersama Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) untuk mengawal anak-anak, remaja hingga orangtua di dua kelurahan binaan Yayasan Hadji Kalla, yakni Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang dan Panambungan, Kecamatan Mariso.

Anak-anak perlu memahami untuk menyayangi tubuh mereka, baik dari luar maupun dalam. Bentuk pemahaman kepada anak mengenai menyayangi tubuh mereka dari dalam adalah dengan mengetahui bahaya dan dampak narkotika bagi mereka dan masa depan mereka. Sdangkan bentuk  pemahaman menyayangi tubuh dari luar adalah dengan pengenalan anggita tubuh mereka, terutama bagian-bagian yanig dianggap tabu, sehingga mereka dapat mengetahui bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dilihat bahkan disentuh oleh orang lain selain ibu mereka.

Dengan menargetkkan siswa kelas 4,5 dan 6 di 5 sekolah dasar yang berada di Pampang, penyuluhan ini dilaksanakan di tempat yang berbeda selama satu hari, yakni di ruang kelas SD Inpres Pampang I, SDN Pampang dan SDN Panaikang 21 dan 22. Sebanyak 174 siswa yang turut berpartisipasi dan mengikuti penyuluhan yang dibawakan langsung oleh salah satu anggota HIMPSI, Rabu, 26 April 2017.

Dua poin penting yang disampaikan dalam penyuluhan ini, terkait bagaimana memberikan pemahaman bagian dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, sehingga dapat melindungi dirinya dari tindak pelecehan seksual ataupun pemerkosaan. Serta, bagaimana sejak dini, siswa mengetahui bahaya narkotika terhadap tubuh yang berdampak pada prestasinya di sekolah dan masa depannya.

“Kita harus mengajarkan kepada anak-anak dengan pemahaman yang benar bahwa melindungi diri itu penting, tanpa bekal diri, anak-anak sangat mudah terjerumus,” tutur Bonita Mahmud, S. Pd., M. Pd yang juga sebagai Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar.

Siswa yang mengikuti penyuluhan diajarkan untuk melindungi area yang tidak boleh disentuh orang lain seperti mulut, dada, kemaluan dan bokong.

“Tak hanya penyuluhan psikoedukasi, pemahaman awal tentang narkoba kami berikan kepada siswa dengan bahasa anak-anak, karena takutnya jika diperkenalkan secara vulgar, bisa membuat anak penasaran,” lanjutnya.

Metode yang digunakan adalah metode bermain, dan dilakukan dengan memisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan. Bonita juga mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu menyayangi tubuh dan nonton bersama tentang pelecehan seksual yang dilakukan keluarga terdekat.

Kepala Sekolah SD Inpres Pampang 1, Dra. Sebel Yusuf mendukung penyuluhan ini, mengingat lingkungan sekarang ini sangat tidak aman terutama pada anak. Dengan kegiatan seperti ini sangat berguna bagi siswa untuk menjaga dirinya dari lingkungan yang kurang sehat.

Selain, pemahaman langsung ke siswa, sebaiknya penyuluhan tentang psikoedukasi juga diberikan kepada guru di sekolah agar sasaran untuk anak sekolah dasar itu semakin besar, tutup Bonita saat di wawancarai seusai menyampaikan materinya.