yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Melihat kondisi Sulawesi Selatan utamanya Kota Makassar yang rawan terjadi bencana, Yayasan Hadji Kalla bekerja sama dengan BPBD Kota Makassar dan PMI Sulsel menggelar pelatihan relawan tanggap bencana bertempat di Carester Tamalanrea (Markas terpadu BPBD Kota Makassar sektor Tamalanrea), pada sabtu dan minggu, 2 dan 3 November 2019.

Pelatihan bertajuk “Pelatihan Relawan Kalla” ini diikuti oleh Karyawan di lingkup Kalla Group dari beberapa SBU yang ada di lingkup internal perusahaan. Tidak hanya karyawan, pelatihan juga diikuti oleh warga dari berbagai kalangan, mulai dari warga biasa, ketua RT hingga mahasiswa. Panitia dari tim Yayasan Hadji Kalla mencatat ada lebih dari 40 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut. Selama dua hari pelaksanaannya, para peserta nampak serius dan antusias mengikuti setiap materi yang diberikan.

Materi yang dibawakan meliputi penjelasan tentang pengurangan resiko bencana, kajian dan analisis mitigasi bencana serta mengenal cuaca ekstrim dan antisipasinya. Selain tentang bencana tadi, materi lain yang diberikan adalah tentang kerawanan yang bisa terjadi setiap saat di wilayah perkotaan seperti banjir dan kebakaran, mengenal penyakit menular pasca banjir serta antisipasi kebakaran akibat kebocoran gas. Setiap materi dibawakan oleh para ahli di bidangnya yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Ada Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah Sulsel; Hanafi Hamzah, Kepala Bidang Teknik BPBD Kota Makassar; Nurhidayat, Kasi Pengendalian Operasi Damkar Kota Makassar; Muhammad Cakrawala, dan Buniyaman dari PMI Sulsel.

Menurut Abdul Hakim, Program Manager Humanity & Environment Yayasan Hadji Kalla, kegiatan ini menjadi sangat perlu dilakukan agar karyawan di lingkup Kalla Group dan juga warga masyarakat bisa semakin meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap bencana sehingga kedepannya bisa dilakukan langkah-langkah antisipatif yang terukur.

Kasi Pengendalian Operasi Damkar Kota Makassar; Muhammad Cakrawala dalam paparan materinya bahwa di Kota Makassar sudah ada 380 kasus kebakaran dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2019, di mana jumlah tersebut naik di banding tahun-tahun sebelumnya.

Saat diwawancarai oleh tim Yayasan Hadji Kalla, Cakra menjelaskan bahwa dengan diadakannya pelatihan tersebut, maka akan bisa dibangun persepsi yang baik di masyarakat tentang mitigasi bencana terutama pola komunikasi masyarakat dalam penanganan musibah seperti kebakaran.

“Jadi dengan adanya pelatihan yang diprakarsai oleh Yayasan Hadji Kalla ini tentu sangat bermanfaat utamanya pada masyarakat, lalu kemudian kita bisa membangun pola komunikasi yang baik dalam pola dan cara penanganan bencana kebakaran. Pada kesempatan ini juga kita bisa memberikan penyuluhan kepada para peserta tentang tugas-tugas utama dari setiap kami yang ada di lapangan, antara pemadam kebakaran dengan tugasnya, PMI dengan tugasnya dan juga BPBD yang juga punya tugas masing-masing. Jadi sekali lagi saya mewakili tim, mengucapkan terima kasi kepada Yayasan Hadji Kalla dengan inisiasi yang dilakukan hari ini karena selain memberikan materi pelatihan, kami juga bisa sekalian memberikan penyuluhan untuk menambah informasi kepada masyarakat”, jelas Cakra.

Sementara itu, Arif Muzakkir, Staf Departemen Konstruksi dari PT. Bumi Sarana Beton yang menjadi peserta mengaku bahwa pelatihan yang Ia ikuti sangat bermanfaat dan bisa menambah skillnya dalam menjadi relawan.

“Untuk saya pribadi, pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Hadji Kalla sangat bermanfaat bagi teman-teman yang ada di lingkup Kalla Group, untuk bisa menambah pengetahuan sebagai tenaga relawan. Saya berharap bahwa nantinya ketika saya turun ke lapangan saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan hari ini untuk menolong lebih banyak dan tidak hanya bekerja sebagai petugas logistik”, pungkasnya.

Kegiatan pelatihan Relawan Kalla ini menjadi perlu dilakukan agar karyawan di lingkup Kalla Group dan juga warga masyarakat bisa semakin meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap bencana sehingga kedepannya bisa dilakukan langkah-langkah antisipatif yang terukur. *(Bur)