Yayasanhadjikalla.or.id; Jeneponto (17/09/2023) – Permasalahan pembangunan kualitas sumber daya manusia adalah Stunting, yang mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini ditekankan oleh Sapril Akhmady, Program Manager Bidang Kemanusiaan, Kesehatan dan Lingkungan LAZ Hadji Kalla, pada pembukaan kegiatan Temu Kader TPK dan Workshop Eradikasi Stunting Melalui Edukasi Berbasis Potensi Lokal, dalam program Si Anak Sehat. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto.

Menurut Sapril, penanganan permasalahan stunting harus dilakukan secara komprehensif, kolaboratif, terpadu dan bersifat multisektor dengan mengintensifkan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko melahirkan bayi berisiko stunting. Ia menjelaskan bahwa inovasi juga diperlukan dalam mengatasi masalah bersama ini dengan menciptakan menu makanan pendamping ASI yang bernilai gizi tinggi untuk anak dan para ibu.

“Pendampingan keluarga merupakan salah satu strategi percepatan penurunan stunting yang fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca persalinan hingga sampai anak berusia 5 tahun.” Sebutnya.

Program Si Anak Sehat adalah kerja sama antara LAZ Hadji Kalla, dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kab. Jeneponto, Ahli Gizi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, serta Tim Gastros Kalla Hospitality. Masing-masing dengan perannya dalam program penanganan stunting ini. Inti dari program ini adalah; Melakukan pelatihan dan pendampingan kegiatan peningkatan pengetahuan komunitas ibu, nakes (tenaga kesehatan) dan kader posyandu  dalam pemberian makanan tambahan yang berdampak pada pengurangan prevalensi stunting. Selanjutnya, Melakukan memberikan layanan kesehatan khitanan anak-anak usia dari keluarga dhuafa yang berasal dari kampung-kampung di wilayah kota Makassar dan desa-desa dampingan YHK yang tersebar di berbagai kabupaten se- Sulawesi Selatan.

Program ini menjaring sebanyak 20 orang kader posyandu dan tim pendamping keluarga dari 20 titik di wilayah Kecamatan Bangkala Barat. Selain edukasi, program ini juga memberikan workshop pembuatan makanan inovasi yang dibawakan langsung oleh Chef dan tim Gastros Kalla Hospitality.

Diawali koordinasi LAZ Hadji Kalla dengan tim BKKBN Provinsi Sulsel dan menemukan beberapa wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi. Salah satunya adalah Kabupaten Jeneponto dengan angka prevalensi stunting yang mencapai angka 37,9% di tahun 2022. Melalui data ini LAZ Hadji Kalla kemudian mulai memetakan berbagai strategi penanganan yang akan diambil untuk memulai intervensi program. Dalam beberapa pekan ditemukanlah kecamatan dengan angka kasus stunting tertinggi, yakni Kecamatan Bangkala Barat, di sinilah program ini dijalankan. Angkanya mencapai lebih dari setengah jumlah total prevalensi stunting di Jeneponto. Selanjutnya adalah menentukan strategi pencegahan dan edukasi yang tepat dengan menyesuaikan daerah sasaran program.

Sejak tahun 2020, LAZ Hadji Kalla telah menjalankan program pembuatan MP (Makanan Pendamping) ASI berbahan baku lokal yang mengandalkan berbagai bahan atau komoditi lokal yang akrab dengan warga lalu melakukan inovasi berbagai menu makanan yang menarik bagi anak-anak dengan tujuan agar anak tidak bosan dengan makanan yang diberikan dalam masa pertumbuhan.

Dalam program ini LAZ Hadji Kalla juga bekerja sama dengan tim ahli gizi dari Fakultas Kedokteran UIN Alauddin Makassar, Dwi Santy Damayanti, SKM., M.Kes yang berperan memberikan edukasi gizi kepada para pendamping keluarga yang nantinya akan bertugas. Edukasi ini penting dengan harapan pengetahuan dari para kader posyandu atau pendamping keluarga bisa lebih siap dengan pengetahuan tentang pemberian gizi yang tepat dan seimbang untuk anak.

“Penting untuk dicatat bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan anak, tetapi juga masalah pembangunan jangka panjang. Edukasi gizi yang baik dari ahli gizi dapat membantu mencegah stunting, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan kontribusi mereka pada pembangunan sosial dan ekonomi di masa depan. Oleh karena itu, peran kami sebagai ahli gizi dalam penanganan stunting sangat penting.” Tuturnya.

Selain memberikan edukasi pada para kader posyandu dan tim pendamping keluarga, program ini juga menghadirkan workshop pembuatan makanan inovasi pendamping ASI untuk anak-anak dan para ibu. LAZ Hadji Kalla membawa langsung tim Chef Gastros dari Kalla Hospitality yang melakukan demo masak di depan para kader pendamping. Chef Rangga Prabu mempraktikkan langsung di depan para ibu kader dengan menggunakan bahan baku lokal yang akrab dengan warga di Kecamatan Bangkala Barat. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi para ibu kader karena bisa melihat proses memasak makanan inovasi berbahan baku lokal langsung dari ahlinya. Cara ini dinilai bisa lebih efektif untuk para kader posyandu dan tim pendamping keluarga agar bisa lebih cepat paham pembuatan masakan jika melihat langsung secara audio visual. Selain itu, LAZ Hadji Kalla juga telah menyiapkan video memasak dari Chef Rangga untuk dibagikan kepada para tim pendamping keluarga ini.

Sementara itu Ibu Suriati yang mewakili BKKBN Kab. Jeneponto sekaligus sebagai fasilitator TPK (Tim Pendamping Keluarga) Kec. Bangkala Barat mengaku terkesan dengan berbagai inovasi yang dihadirkan dalam program penanganan stunting ini, karena untuk pertama kalinya di tingkat kabupaten, ada lembaga swasta yang peduli terhadap isu stunting dan memberikan ide baru dalam prosesnya. “Kita tentu sangat senang dengan adanya kerja sama dengan LAZ Hadji Kalla ini, ada banyak inovasi yang diberikan sehingga para kader kita lebih siap dalam mengedukasi masyarakat di Kecamatan Bangkala Barat ini. Tidak banyak lembaga swasta yang punya ketertarikan pada isu ini, dan kita bersyukur LAZ Hadji Kalla memilih kami menjadi lokasi programnya tahun ini, mengingat juga wilayah kami di sini menjadi yang sangat besar angka prevalensi stunting-nya se-Kabupaten Jeneponto. Kami sekali lagi ucapkan terima kasih kepada LAZ Hadji Kalla atas program yang dijalankan hari ini.” Tandasnya.

Salah seorang peserta dari Puskesmas Buludoang, Hermiani mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan workshop dan temu kader TPK yang diadakan oleh LAZ Hadji Kalla, “Sangat senang rasanya bisa ikut kegiatan ini, kami bisa mendapatkan ilmu baru dalam edukasi stunting juga yang paling senang adalah bisa belajar langsung memasak dari Chef, masakan dengan bahan baku lokal yang mudah kita dapatkan di wilayah Bangkala Barat. Kita diajari ilmu memasak yang simpel dan mudah dipahami tapi enak dan tidak membosankan bagi anak. Sekali lagi terima kasih kepda LAZ Hadji Kalla, dan kita berharap program ini ada lanjutannya untuk bisa menambah lagi ilmu kami para kader pendamping keluarga yang bertugas.” Tegasnya.

LAZ Hadji Kalla dalam program ini menegaskan edukasi stunting yang jadi salah satu langkah kunci dalam upaya mencegah stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang nutrisi dan praktik makan yang sehat, masyarakat dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat.

[br]