yayasanhadjikalla.or.id, Makassar – Masa pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia benar-benar membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor dan kehidupan sosial masyarakat. Di daerah-daerah seperti di kabupaten dan kota-kota kecil, warga semakin terbatas dalam melakukan aktivitas.

Di tengah gangguan karena pandemi, Yayasan Hadji Kalla tetap aktif menjalankan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat. Pembinaan keislaman tetap dijalankan untuk tetap menjaga keseimbangan hidup masyarakat di tengah terpaan krisis. Yayasan Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care menjalankan program pembinaan masyarakat salah satunya adalah Program Tahsin atau Baca Quran Dewasa. Program ini membina berbagai kelompok belajar Al-Quran yang diikuti oleh peserta dewasa dari berbagai kalangan. Program ini berjalan di beberapa titik dan lokasi di Kota Makassar, Gowa dan Maros. 19 titik di Kota Makassar, 3 titik di Maros dan 2 ada di Gowa. Pemilihan titiknya berdasarkan lokasi yang marjinal, rawan krmininal, jumlah dhuafa dan melihat banyaknya masyarakat yang belum mampu membaca Al-Quran.

Salah satu kelompok belajar tahsin yang dibina oleh Yayasan Hadji Kalla bersama dengan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) adalah yang bertempat di Jalan Batua Raya, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Kelompok belajar Al-Quran ini dibina oleh Ibu Yomi Paliling atau yang dikenal dengan nama Ustadzah Siti Aulia yang beranggotakan sekitar 20 orang peserta. Kegiatan belajarnya sendiri dilakukan dua kali dalam sepekan.

Ia menjelaskan bahwa program tahsin di tempatnya telah berjalan sesuai dengan arahan IZI yang disesuaikan kriteria penerima manfaat yang ditentukan oleh Yayasan Hadji Kalla. Walaupun di masa pandemi, namun masyarakat tetap antusias untuk belajar.

“Alhamdulillaah  kami sudah menjalankan program  tahsin  dengan mengikuti  arahan dari IZI.  program  ini disambut baik warga kita di sini,  walau anggotanya tidak banyak karena ada pembatasan peserta akibat pandemi ini”, sebutnya.

Saat dikunjungi oleh Tim Yayasan Kalla, peserta tahsin terlihat antusias dalam belajar. Di antara para peserta, ada yang beberapa yang sudah bisa membaca dan ada juga yang baru mengenali huruf hijaiyyah. Metode belajar yang diberikan adalah metode membaca Iqra, ar-rahman, qiro’ah, ummi wafa’, dan dirosa. Khusus di Batua Raya sendiri, menggunakan metode iqro’.

Ibu Siti Aulia menjelaskan bahwa selama program berjalan, sudah banyak peserta yang telah mampu menuliskan huruf hijaiyyah dengan lancar yang tentu menjadi parameter berjalan baiknya program tahsin tersebut.

“Saya senang bisa membantu warga memperbaiki bacaan Al-Qurannya. Oh ya pak,  kami jg berterima kasih karena warga yang ikut program dapat bantuan Al-Quran terjemah,  jadi selain mereka bisa lebih baik bacaannya,  mereka juga jadi bisa baca terjemahan ayat”, Jelas Ibu Siti Aulia yang merupakan seorang muallaf.

Ia berharap, bahwa program ini bisa terus berlanjut dan banyak membantu warga agar bisa belajar Al-Quran dengan baik dan benar.

Selain melakukan kunjungan di Batua Raya, tim Yayasan Hadji Kalla juga mendatangi salah satu kelompok tahsin yang berada di Jalan Skarda, Gunung Sari, Kota Makassar. Di sana para ibu yang belajar baca tulis Al-Quran melakukan kegiatan belajar tiga kali dalam sepekan.

Ibu Ida, salah seorang peserta tahsin menyampaikan kesyukurannya karena Ia telah bisa tau cara membaca Al-Quran yang benar, bukan hanya itu, Ia juga telah mampu menuliskan huruf-huruf dalam Al-Quran dengan baik. Ia berharap bisa terus belajar agar bisa lebih memahami Al-Quran dengan baik dan benar.

(Bur)