yayasanhadjikalla.or.id, Makassar – Masa pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia benar-benar membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor dan kehidupan sosial masyarakat. Di daerah-daerah seperti di kabupaten dan kota-kota kecil, warga semakin terbatas dalam melakukan aktivitas.
Kehidupan sosial masyarakat pun juga mulai berubah dengan hadirnya berbagai aturan baru yang disebut dengan new normal atau hidup normal gaya baru. Berbagai aturan protokol kesehatan seperti memakai masker dan rutin mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak minimal dua meter menjadi hal baru yang harus dijalankan oleh masyarakat.
Di tengah gangguan karena pandemi, Yayasan Hadji Kalla tetap aktif menjalankan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat. Pembinaan keislaman tetap dijalankan untuk tetap menjaga keseimbangan hidup masyarakat di tengah terpaan krisis. Yayasan Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care menjalankan program pembinaan masyarakat salah satunya adalah Program Tahsin atau Baca Quran Dewasa. Program ini membina berbagai kelompok belajar Al-Quran yang diikuti oleh peserta dewasa dari berbagai kalangan. Program ini berjalan di beberapa titik dan lokasi di Kota Makassar dan beberapa tempat di Kabupaten Gowa dan Maros.
Salah satu kelompok belajar tahsin yang dibina oleh Yayasan Hadji Kalla bersama dengan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) adalah yang bertempat di Jalan Monumen Emmy Saelan IV, nomer 20, Kota Makassar. Kelompok belajar Al-Quran ini dibina oleh Ibu Ustadzah Ummi Salamah dan beranggotakan sekitar 50 orang peserta.
Ia menjelaskan bahwa program tahsin di tempatnya telah berjalan sesuai dengan arahan IZI yang tentunya disambut baik oleh warga yang tinggal di Jalan Emmy Saelan. Walaupun di masa sekarang anggotanya sedikit berkurang karena adanya pembatasan, namun masyarakat tetap antusias untuk belajar.
“Alhamdulillaah kami sudah menjalankan program tahsin dengan mengikuti arahan dari IZI. program ini disambut baik warga saya, walau anggotanya jadi berkurang karena ada pembatasan peserta karena pandemi ini”, sebutnya.
Ibu-ibu di sekitar rumah Ustadzah Ummi Salamah terlihat antusias mengikuti program ini walaupun ada yang sedikit kecewa karena kuotanya yang dibatasi dari yang sebelumnya bisa mengajar hingga 40 orang, namun sekarang maksimal hanya bisa 10 orang.
Saat dikunjungi oleh Tim Yayasan Kalla, peserta tahsin terlihat memakai masker saat datang. Ada pula yang menggunakan Face Shield untuk memudahkan belajar makhraj yang benar. Jadwalnya diatur tiap minggunya agar semua peserta bisa ikut secara teratur sesuai arahan pemerintah dan protokol kesehatan. Di tempat Ustadzah Ummi Salamah, ada dua kelompok dan belajar secara terpisah.
Ummi Salamah menjelaskan bahwa selama program berjalan, sudah banyak peserta yang telah mampu menuliskan huruf hijaiyyah dengan lancar yang tentu menjadi parameter berjalan baiknya program tahsin tersebut.
“Saya senang bisa membantu warga memperbaiki bacaan Al-Qurannya. Oh ya pak, kami jg berterima kasih karena warga yang ikut program dapat bantuan Al-Quran terjemah, jadi selain mereka bisa lebih baik bacaannya, mereka juga jadi bisa baca terjemahan ayat”, Jelas Ustadzah Ummi.
Ia berharap, bahwa program ini bisa terus berlanjut dan banyak membantu warga agar bisa belajar Al-Quran dengan baik dan benar.
Ibu Ida, salah seorang peserta tahsin menyampaikan kesyukurannya karena Ia telah bisa tau cara membaca Al-Quran yang benar, bukan hanya itu, Ia juga telah mampu menuliskan huruf-huruf dalam Al-Quran dengan baik. Ia berharap bisa terus belajar agar bisa lebih memahami Al-Quran dengan baik dan benar.
(Bur)