yayasanhadjikalla.or.id: Makassar – Masa pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia benar-benar membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor dan kehidupan sosial masyarakat. Di daerah-daerah seperti di kabupaten dan kota-kota kecil, warga semakin terbatas dalam melakukan aktivitas.
Kehidupan sosial masyarakat pun juga mulai berubah dengan hadirnya berbagai aturan baru yang disebut dengan new normal atau hidup normal gaya baru. Berbagai aturan protokol kesehatan seperti memakai masker dan rutin mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak minimal dua meter menjadi hal baru yang harus dijalankan oleh masyarakat.
Di tengah gangguan karena pandemi, Yayasan Hadji Kalla tetap aktif menjalankan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat. Pembinaan keislaman tetap dijalankan untuk tetap menjaga keseimbangan hidup masyarakat di tengah terpaan krisis. Yayasan Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care menjalankan program pembinaan masyarakat salah satunya adalah Program Tahsin atau Baca Quran Dewasa. Program ini membina berbagai kelompok belajar Al-Quran yang diikuti oleh peserta dewasa dari berbagai kalangan. Program ini berjalan di beberapa titik dan lokasi di Kota Makassar dan beberapa tempat di Kabupaten Gowa dan Maros.
Salah satu kelompok belajar tahsin yang dibina oleh Yayasan Hadji Kalla bersama dengan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) adalah yang bertempat di Jalan Pampang, Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Kelompok belajar Al-Quran ini dibina oleh Ibu Ustadzah Farida dan beranggotakan sekitar 40 orang peserta yang kebanyakan adalah lansia.
Saat ditemui di lokasi pada Sabtu (11/07/2020), Ibu Farida menjelasakan bahwa meski sedang dalam kondisi keterbatasan karena pandemi corona, Ia dan ibu-ibu di tempatnya tetap semangat untuk belajar mengaji.
“Alhamdulillah berjalan lancar dan ibu-ibu di sini tetap semangat. Mungkin yang berubah, yah karena harus pakai masker dan cuci tangan. Awalnya memang banyak protes pak, karena sudah-mi ambil wudhu dari rumah masing-masing, tapi sampai sini harus-ki tetap cuci tangan dan jaga jarak juga. Jadi tempatnya itu dibagi, ada yang sebagian dalam rumah, ada juga sebagian di teras. Jumlahnya memang kita batasi untuk bisa tetap ikut protokol kesehatan yang baik dan benar. Sesinya kami bagi dua agar semua dapat kebagian diajar pak”, jelas Ibu Farida kepada tim redaksi Yayasan Kalla.
Hal yang menjadi lebih menarik lagi adalah karena di lokasi ini, peserta yang ikut kebanyakan adalah lansia, sehingga dalam beberapa kesempatan, Ibu Farida bahkan datang langsung ke rumah masing-masing peserta untuk mengajar. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah melindungi dan pencegahan penularan ke warga yang telah berusia lanjut. Dengan protokol kesehatan dan izin dari keluarga.
“Di tempat kami ini pak, itu kebanyakan lansia pesertanya jadi kadang saya inisiatif untuk datang ke rumah mereka, izin dengan keluarga agar bisa belajar mengajinya di rumah masing-masing. Saya inisiatif itu pak karena banyak yang protes, katanya kita ini malu-malu karena tidak bisa mengaji padahal kami ini yang sudah lansia justru harus lebih banyak mendekatkan diri ke Allah SWT.,” Ujar Ibu Farida sambil tersenyum.
“Setiap selesai mengaji kami berdoa bersama pak supaya wabah ini bisa hilang dan keluarga besar pengajian tahsin selalu sehat. Saya juga selalu berpesan supaya patuh pada protkol kesehatan di mana saja berada dan disampaikan ke keluarga juga tetangga”, pungkasnya.
Meskipun harus melaksanakan protokol kesehatan yang ketat, semangat para ibu dalam belajar terlihat begitu kuat saat redaksi Yayasan Kalla mengunjungi tempat mereka. Saat pulang para ibu mendoakan kami dan seluruh Tim Yayasan Hadji Kalla agar tetap dalam lindungan Sang Pencipta dan bisa terus membantu mereka dalam belajar Al-Quran.
(Bur)