yayasanhadjikalla.or.id; Luwu – Pukul 8 pagi (8/4/2021), Ustad Farhan telah siap menuju masjid untuk mengajar anak-anak mengaji di masjid dusun Mujahirin Desa Malewong. Farhan adalah satu dari 15 dai muda yang diterjunkan langsung untuk bertugas menjalankan Dakwah Agama di Desa Binaan Yayasan Hadji Kalla dalam program Tebar Dai Ramadhan yang bekerja sama dengan Baitul Maal Hidayatullah.
Rutinitasnya mengajari anak-anak desa malewong baca tulis Al-Quran selama hampir dua pekan di bulan ramadhan menjadi hal yang sangat dinikmati, baginya mengajar anak-anak adalah bagian yang sangat menyenangkan yang Ia jalani selain mengisi ceramah tarwih dan menjadi imam sholat. “Mengajar anak-anak kak, itu yang paling saya senang selama di sini. Semua anak yang saya ajar semangat, dan semangat itu tertular ke saya yang akhirnya juga semakin semangat membagikan ilmu yang saya dapat selama mondok (belajar) di BMH”, paparnya.
Meski hanya bertugas selama di Bulan Ramadhan, Farhan merasa bahwa anak-anak yang Ia ajari mengaji sudah sangat dekat dengan dirinya, layaknya adik sendiri, belajar bersama dan bermain bersama, sebut Farhan sembari tersenyum. “ Yah kadang merasa capek juga kak, karena yang namanya anak-anak, pastilah ada beberapa yang sulit diatur, lari-lari, kadang iseng sama temannya juga, tapi Alhamdulillah saya menikmati tugas ini”, ungkapnya.
Selain mengajari anak-anak mengaji, Ia juga menjadi Imam sholat tarawih di beberapa masjid dusun yang ada di Desa Malewong. Ia bercerita bahwa ada di salah satu dusun, di suatu malam saat Ia diajak sholat berjamaah oleh warga, Farhan terkejut karena cara sholat warga di tempat tersebut yang tidak biasa dari yang pernah Ia pelajari. Belakangan, Ia baru tau bahwa dusun tempatnya menjadi sholat berjamaah malam itu adalah salah satu dusun dengan jemaah tarekat khalwatiah, yang memang punya ritual keagamaan yang berbeda dari yang umum kita lihat. “Pertama ikut sholat yah kaget karena caranya dan ada beberapa ritual yang tidak pernah saya temui atau pelajari selama mondok, pengalaman yang mengesankan dan tentu pesannya adalah bahwa apa pun itu, dengan cara beribadah seperti apa pun itu, kita harus tetap menghormatinya, yang penting tujuannya sama, untuk beriman kepada Allah SWT., – apalagi saya tau bahwa saya ini adalah pendatang. Saya anggap ini adalah tantangan dalam bertugas, saya juga tetap menyampaikan sunnah yang dianjurkan Nabi kepada warga di sana, urusan mereka mau paham atau tidak yah nanti, paling tidak saya sudah menyampaikan”, cerita Farhan kepada tim Yayasan Hadji Kalla.
Program tebar dai adalah kerja sama antara Yayasan Hadji Kalla bersama dengan BMH Makassar dalam rangka memberikan pembinaan keislaman untuk masyarakat di pelosok Sulawesi Selatan, terutama desa binaan dalam program Desa Bangkit Sejahtera.
(Ani/Bur)