Bantaeng, 3 Oktober 2023 – Lembaga Amil Zakat Hadji Kalla (LAZ Hadji Kalla) bersama dengan Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Tanaman Buah Tropika,  Kementerian Pertanian, berkomitmen untuk memberdayakan para petani alpukat di Kabupaten Bantaeng melalui program pelatihan yang inovatif dan berkelanjutan, dengan tema “Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Alpukat Terstandar.”

Alpukat, buah yang semakin populer dalam industri pertanian di Indonesia, menawarkan peluang ekonomi yang besar bagi petani. Namun, untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal, para petani perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam budidaya alpukat yang efektif.

Kerja sama antara LAZ Hadji Kalla dan BSIP Tanaman Buah Tropika Kementerian Pertanian melakukan pelatihan  untuk para petani alpukat di Kabupaten Bantaeng. Melalui program ini pula, LAZ Hadji Kalla telah membagikan  benih alpukat unggul kepada para petani. Pada program ini, LAZ Hadji Kalla menghadirkan empat orang tim ahli dari  BSIP Tanaman Buah Tropika yang berkompeten menangani komoditas alpukat.

Peserta pelatihan mendapatkan pembinaan  tentang teknologi budidaya alpukat, yang meliputi pembuatan benih unggul, pemupukan yang optimal, pengendalian hama dan penyakit, serta teknik manajemen pertanian yang efisien. Mereka juga diberikan wawasan tentang praktik pertanian yang berkelanjutan, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Heryanto, Officer Program Ekonomi Sosial; LAZ Hadji Kalla, mengungkapkan, “Kami berkomitmen untuk memberdayakan petani alpukat di Kabupaten Bantaeng dan membantu meningkatkan pendapatan mereka. Dalam kolaborasi dengan BSIP Tanaman Buah Tropika Kementerian Pertanian, kami berharap petani alpukat yang  kami bina memiliki pengetahuan budidaya alpukat yang lebih baik.” Ujarnya.

Titin Purnama, salah seorang staf BSIP Tanaman Buah Tropika menyatakan, “Kami sangat senang dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan pertanian alpukat di Bantaeng. Kami percaya bahwa kerja sama ini akan membawa manfaat nyata bagi para petani dan sektor pertanian secara keseluruhan. Selain itu, ada dampak besar secara ekonomi yang bisa dirasakan oleh petani melalui program ini. Di masa depan, saat wilayah program ini telah mampu menghasilkan benih alpukat unggul secara mandiri, maka secara ekonomi para petani juga akan berdampak karena nilai jual benih yang jauh lebih tinggi dan potensial, itu artinya ekonomi lokal juga akan ikut naik.” Pungkasnya. Selain itu, tim BSIP Tanaman Buah Tropika yang didatangkan langsung dari Solok, Sumatera Barat ini juga mengajarkan langsung para petani tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman sehingga alpukat yang telah ditanam bisa bertahan.

Setelah memberikan program pelatihan di Kabupaten Bantaeng, LAZ Hadji Kalla bersama dengan tim BSIP Tanaman Buah Tropika melanjutkan perjalanan menuju Malino di Kabupaten Gowa untuk melakukan pemantauan tanaman alpukat yang ditanam oleh petani sejak 2020. Malino adalah lokasi pertama dalam program Pemberdayaan Petani Alpukat yang dijalankan oleh LAZ Hadji Kalla. Dari temuan di lapangan, ada beberapa pohon yang ditanam telah menghasilkan buah dengan variasi ukuran yang berbeda dari beberapa jenis Alpukat Unggul, seperti varietas Wina, Kalibening dan Cipedak. Dari hasil pemantauan tim BSIP, pohon yang telah berbuah harus dirawat dengan baik agar bisa dilakukan panen raya di tahun depan. Meski begitu, ditemukan pula beberapa pohon alpukat yang terserang hama dan penyakit, sehingga dibutuhkan penanganan langsung. Pada kesempatan tersebut tim dari BSIP Tanaman Buah Tropika langsung mempraktikkan cara pengendalian hama dan penyakit alpukat di depan para petani.

“Di hari ketiga, kita ada di Malino, bertemu dengan Kelompok Tani Parang Tajjuru yang dipilih oleh KALLA untuk menjalankan program ini, kita menemukan beberapa masalah seperti hama dan penyakit tanaman, tapi bisa kita atasi langsung dan menunjukkan kepada para petani cara penganganannya. Kita lihat juga semangat dari para petani di sini sangat bagus sehingga potensi keberlanjutan dari program ini sangat cerah di masa depan, tanamannya terawat, pohon-pohon alpukat yang ditanam sudah mulai besar dan berbuah dengan ukuran buah yang cukup besar hal ini tentu jadi hal positif dari pandangan kami.” Jelas Sukarmin, tenaga ahli bidang perbenihan BSIP Tanaman Buah Tropika.

Tim dari BSIP Tanaman Buah Tropika pada kesempatan ini juga menemukan 1 aksesi alpukat lokal Malino, yang berpotensi untuk didaftarkan sebagai varietas unggul. Menurut Kuswandi, salah satu personil dari tim ini berjanji akan membantu petani melakukan karakterisasi buah dan pohon alpukat, sampai menyusun draft naskah pendaftaran varietas. Menurut beliau proses pendaftaran varietas, setidaknya membutuhkan waktu dua kali musim panen sebagai bagian dari uji observasi. Jika varietas ini nanti lolos dan menjadi varietas baru akan dapat menambah koleksi varietas unggul alpukat dataran tinggi, dan tentunya semua ini berkat campur tangan Yayasan Hadji Kalla.  

Kedepannya, selain menjadi pusat produksi buah alpukat, Malino juga akan menjadi pusat pembenihan alpukat unggul dan edukasi yang pertama di Sulawesi Selatan. Dengan semangat untuk menciptakan pertanian alpukat yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani, LAZ Hadji Kalla dan BSIP Tanaman Buah Tropika optimis bahwa program ini akan menjadi langkah penting dalam perjalanan menuju pertanian alpukat yang lebih berkualitas di Sulawesi Selatan.