yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Potensi desa, merupakan segala sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang terdapat di desa, di mana semua sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan bagi keberlangsungan dan perkembangan desa dalam berbagai bentuk program pemberdayaan. Ada banyak potensi di berbagai sektor yang bisa dikembangkan untuk program pemberdayaan di desa, di antaranya; sektor ekonomi, pendidikan, sosial, dan juga lingkungan.

Dalam mengembangkan potensi di suatu desa tidaklah mudah, idealnya kita mengutamakan perencanaan yang matang dan tepat guna serta efektif dan juga efisien. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran masyarakat dan pemerintah yang saling bahu-membahu dalam mengembangkan potensi desa.

Secara umum tujuan dari adanya pengembangan potensi desa adalah untuk mendorong kemandirian masyarakat yang ada di desa tersebut melalui pemberdayaan masyarakat seperti halnya mengadakan pelatihan, inovasi alat baru, sosialisasi tentang cara pengolahan suatu produk dan semacamnya. Tentunya hal tersebut demi kesejahteraan masyarakat di desa.

Potensi inilah yang terus digali oleh Yayasan Hadji Kalla selama bertahun-tahun dengan tujuan berkontribusi dalam pembangunan desa tertinggal. Sejak tahun 2015 lalu Yayasan Hadji Kalla telah melakukan pembinaan di puluhan desa yang ada di Sulawesi Selatan. Program pemberdayaan desa ini adalah bagian dari bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan Kalla Group melalui Yayasan Hadji Kalla.

Melalui Bidang Ekonomi dan Sosial, program pemberdayaan desa dengan nama Desa Bangkit Sejahtera (DBS) telah berhasil menciptakan dampak berkelanjutan terhadap kemajuan desa di bidang ekonomi kreatif, pertanian, sosial, dan keagamaan.

Desa Mattirowalie misalnya, yang berada di wilayah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang bisa menghasilkan produk unggulan dari olahan jahe asli desa. Hasilnya, terciptalah produk dengan nama JAMILA (Jahe Mattirowalie Asli).

Ada pula Desa Kurrak yang ada di Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang berhasil meningkatkan produksi hasil jagung dalam beberapa kali panen selama tahun 2022. Jika sebelumnya petani bisa menghasilkan 1-2 ton jagung sekali panen, maka angka tersebut naik menjadi 3 kali lipat setelah mendapat program Demoplot terpadu yang diajarkan oleh tim fasilitator Yayasan Hadji Kalla.

Ketika kita berbicara mengenai potensi, pasti akan merujuk pada segala sesuatu yang dapat mendukung pembangunan dan dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik. Sedangkan permasalahan akan merujuk pada segala sesuatu yang menghambat pembangunan dan pengembangan desa. Dari proses identifikasi potensi dan masalah kita dapat mengetahui kira-kira apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan maupun menyelesaikan masalah yang ada di desa. Untuk program Desa Bangkit Sejahtera, Yayasan Hadji Kalla terus belajar dan mengembangkan berbagai metode pembinaan guna mendorong kemajuan desa.

Selain sektor pertanian, Yayasan Hadji Kalla juga mendukung program di sektor pendidikan dengan membangun banyak kelompok belajar anak dan perpustakaan desa dalam beberapa tahun terakhir, hal tersebut guna mendukung berkembangnya literasi desa.

DBS juga mendukung ekonomi kreatif dengan mengembangkan UMKM lokal yang pemasarannya dilakukan hingga ke tingkat daerah. Tim fasilitator aktif membuat berbagai Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat untuk meningkatkan potensi para pelaku usaha, tidak hanya para pelaku Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM), namun juga pengusaha pemula yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Pada tahun 2023 mendatang, Yayasan Hadji Kalla berencana terus mengembangkan berbagai programnya di bidang pemberdayaan desa. Direncanakan ada 15 desa baru yang tersebar di 15 desa di 4 provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.