yayasanhadjikalla.or.id; Bantaeng – Setelah sebelumnya berhasil mengembangkan program pemberdayaan petani alpukat varietas unggul untuk kelompok tani dari Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa pada 2021 lalu, Yayasan Hadji Kalla kembali melanjutkan program pemberdayaan petani dengan memberikan bantuan bibit dan pohon indukan kepada kelompok tani baru di Kabupaten Bantaeng, tepatnya di Desa Bonto Daeng (31/10/2022). Pada kesempatan ini juga diberikan pelatihan teknis budidaya dan pembuatan blok indukan untuk Kelompok Tani Bangkeng Tabbing, yang merupakan kelompok tani (poktan) yang terpilih di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung di salah satu rumah warga poktan.

Program ini merupakan salah satu program unggulan dari Yayasan Hadji Kalla yang   juga akan dilakukan pembinaan dan pendampingan untuk para petani dalam mengembangkan kegiatan penanaman dan pembibitan alpukat varietas unggul di wilayah tersebut.

Adapun program dari Yayasan Hadji Kalla ini, bekerja sama dengan tim UPT BPP (Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian) Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng. Yayasan Hadji Kalla mendatangkan pemateri langsung dari Balai Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian, Solok, Sumatera Barat Farihul Ikhsan, yang akan mendampingi dan memberikan ilmu bagi para petani yang ada di Desa Bonto Daeng terkait ilmu pembibitan yang baik agar menghasilkan bibit-bibit unggul yang bernilai ekonomi tinggi. Jumlah pohon indukan yang diberikan adalah sebanyak 30 pohon dengan 2.000 biji untuk pembenihan mandiri persiapan batang bawah. Bantuan ini sendiri adalah hasil dari pembibitan yang telah dihasilkan dari lokasi program sebelumnya di Malino, Kabupaten Gowa.

Melalui program pelatihan ini, para petani diajarkan berbagai teknik pembibitan agar bisa menghasilkan bibit-bibit unggul yang siap untuk ditanam dan dikembangkan. Mereka juga diajarkan menciptakan berbagai bentuk rekayasa pertanian untuk menghasilkan pupuk hayati yang bisa membuat tanaman alpukat lebih subur dan menghasilkan buah yang berkualitas.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Tim UPT BPP (Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian) Ulu Ere, Bapak Hendra, Manager Program Economic & Social Care; Yayasan Kalla Erny Nurdin, Sementara itu, hadir juga warga anggota Kelompok Tani Bangkeng Tabbing yang merupakan kelompok tani yang terpilih untuk menjalankan program ini.

Hendra, selaku yang mewakili dari UPT BPP (Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian) Ulu Ere, menjelaskan bahwa dari beberapa kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Ulu Ere, Kelompok Tani Bangkeng Tabbing menjadi satu-satunya kelompok yang lolos dalam screening dan siap untuk menjalankan program pendampingan tersebut.

Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya mewakili warga Desa Bonto Daeng karena telah dipilih untuk menjalankan program pendampingan tersebut, “Saya mewakili warga desa dan juga Kelompok Tani Bangkeng Tabbing mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yayasan Hadji Kalla karena telah memilih desa kami dalam program pemberdayaan ini.” Ujarnya.

Sementara itu, Samiung, selaku Ketua Poktan Bangkeng Tabbing berharap bahwa anggotanya bisa serius menjalankan program yang diamanahkan oleh Yayasan Hadji Kalla hingga berhasil. “Kami harap bisa menjalankan amanah program ini dengan baik dalam beberapa tahun kedepan sesuai dengan perjanjian dengan Yayasan Kalla, saya pribadi berharap bahwa para anggota juga serius dalam menjalankan kegiatan ini bersama-sama.” Jelasnya.

Erny Nurdin, Program Manager Bidang Economic & Social Care; Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa dalam program ini, ada 30 pohon indukan alpukat varietas unggul dengan nama “Wina dan Kalibening”, yang telah diberikan kepada poktan untuk ditanam dan dilakukan program produksi pembibitan. Bibit-bibit yang diberikan oleh pihak Yayasan Hadji Kalla adalah varietas unggul yang bisa hidup di ketinggian 800 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut, bibit tersebut dipilih mengingat bahwa lokasi Desa Bonto Daeng yang berada di ketinggian tersebut. “Bibit ini ada dua jenis, namanya Wina dan Kalibening, di mana keduanya cocok untuk di tanam di ketinggian  800 hingga 1.200 meter”, jelasnya.

Dia melanjutkan bahwa program ini bersifat pemberdayaan dan jangka panjang, para petani tidak hanya diberikan bibit secara cuma-cuma, namun diberikan tanggung jawab untuk bisa menghasilkan bibit serupa yang juga unggul agar bisa kembali digunakan oleh Yayasan Hadji Kalla menjalankan program yang sama di lokasi lain, seperti yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kabupaten Gowa. “Kita tidak memberikan bibit ini bukan hanya untuk ditanam dan dipelihara, tapi kita harapkan para petani di sini bisa menghasilkan kembali bibit-bibit yang sama dengan kualitas unggul dan akan dikembalikan kepada pihak Yayasan Kalla agar bisa kembali digunakan di lokasi lain dan dilakukan program yang sama. Karena itulah kita melakukan perjanjian kerja sama tertulis dengan Kelompok Tani Bangkeng Tabbing, agar semuanya merasa punya tanggung jawab dan amanah dalam menjalankan program ini. Makanya kita akan tetap melakukan pendampingan hingga beberapa tahun kedepan.” Lanjutnya.

Di masa yang akan datang, program ini menjadi mercusuar baru dalam dunia pertanian di wilayah Indonesia Timur, di mana Desa Bonto Daeng akan menjadi pusat pembibitan alpukat unggul di Sulawesi Selatan.

(Br)