yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Pagi hari pukul 6, tepatnya di Jalan Andalas, Kota Makassar, 1983, kala itu penjualan PT. Hadji Kalla sedang lesu dalam dua bulan terakhir. Hadji Kalla pendiri perusahaan Kalla Group yang kala itu masih bernama NV Hadji Kalla kemudian mendatangi kasir perusahaan untuk mengambil sejumlah uang untuk segera disedekahkan lalu kemudian bertemu dengan sejumlah ulama meminta doa diikuti dengan sedekah pula.
Itulah sedikit cerita tentang kebijaksanaan dan kebaikan yang selalu dijalankan oleh almarhum Hadji Kalla dalam membangun dan menjaga usahanya kala itu. Cerita tersebut berlanjut hingga sekarang, di mana setiap napas dan denyut yang membuat Kalla Group tetap berjalan adalah karena sedekah yang terus mengalir.
Cerita pun berlanjut saat redaksi Yayasan Hadji Kalla mendapatkan banyak kisah kebaikan yang dilakukan oleh keluarga Kalla di masa lalu dari Haji Hafied Rahim, Keponakan dari almarhum Hadji Kalla. Ia bercerita bahwa di tahun 1960-an Hadji Kalla saat memulai usahanya di Kabupaten Bone bersama sang Isteri Ibu Hj. Atirah, telah banyak bersedekah ke orang-orang sekitar. Budaya itu pun berlanjut hingga keduanya memutuskan untuk pindah dan memulai usaha di Kota Makassar. Saat bulan ramadhan tiba mereka selalu mengirim gula pasir dan sarung ke Bone untuk keluarga dan juga Ulama.
Setiap hari Jumat setelah Salat Jumat di rumahnya di Jalan Andalas dan di sekitar Mesjid Raya, Hadji Kalla selalu rutin membagi uang untuk kaum dhuafa utamanya penderita kusta. “Saya juga yang membagi-bagikan dulu, waktu masih di rumah atau sekitaran masjid raya. Dibagikan untuk dhuafa utamanya penderita kusta, nilainya dulu 500 sampai 1.000 rupiah per orang dan semakin hari nilainya semakin bertambah”, kenang Haji Hafied.
Pembagian Zakat di sekitaran Mesjid Raya dilaksanakan sehari sebelum idul fitri, kala itu masih di pekarangan rumah di jalan Andalas 2, namun karena warga semakin banyak berdatangan dari tahun ke tahun, maka sejak tahun 90, dipakailah pekarangan mesjid raya sebagai lokasi pemberian zakat dan dengan nilai yang bertambah.
Cerita dan momen kebaikan Hadji Kalla yang saat itu banyak terjadi di bulan ramadhan juga menjadi awal berdirinya Yayasan Hadji Kalla pada 24 April 1984 tepat pada 36 tahun lalu yang di awal berdirinya menggunakan nama Yayasan Pendidikan dan Kesejateraan Islam Athirah. Perusahaan yang semakin besar dengan unit bisnis di banyak sektor tentu punya lebih banyak tanggung jawab terutama dalam membagi kebaikan untuk dhuafa.
“Bulan ramadhan dan juga menjelang lebaran adalah waktu di mana sedekah dari perusahaan sangat besar di keluarkan, itulah mengapa kita di Yayasan Hadji Kalla hingga sekarang tidak bisa lepas dari momen ramadhan karena di sanalah awal cerita semangat kebaikan di perusahaan ini dimulai”, jelas Ibu Fatimah Kalla, anak almarhum Hadji Kalla yang merupakan Ketua Umum Yayasan Hadji Kalla.
Fatimah Kalla bercerita bahwa sejak kecil, Ia dan saudara-saudaranya selalu diperlihatkan aktivitas berbagi di setiap momen apa saja hingga akhirnya menjadi bagian karakter dari anak-anak dan keluarga Hadji Kalla & Hj. Athirah. Kerja Ibadah dan prinsip menghormati semua orang adalah nilai yang dipelajari dari kedua orang tuanya.
Satu hal lain yang menjadi tanda begitu besarnya nilai kebaikan dari Hadji Kalla adalah nilai kebersamaan yang juga dijunjung tinggi, tak pernah membedakan kelompok, lalu dekat dengan ulama serta selalu ingat untuk dekat pada Sang Pencipta. “Beliau selalu memperlihatkan bahwa yang terpenting adalah mengeluarkan zakat, semakin sulit cashflow maka beliau malah keluarkan zakat lebih banyak”, kenang Ibu Fatimah Kalla.
Ia berharap bahwa nilai-nilai Jalan Kalla yang diajarkan kepada setiap Insan Kalla bisa diimplementaskan di berbagi sendi kehidupan. Di usianya yang genap ke-36 tahun ini semoga bisa menjadi momentum untuk kita terus bisa menebarkan kebaikan yang lebih banyak untuk semua.
Saat ini, Yayasan Hadji Kalla telah bertransformasi menjadi lembaga pengelola program CSR perusahaan-perusahan di lingkup Kalla Group. Selain itu tahun ini telah resmi mendapat izin sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional dari Kementerian Agama, yang bisa dijadikan kado ulang tahun. Izin tersebut sekaligus menjadi bukti keseriusan Yayasan Hadji Kalla meneruskan warisan praktek berzakat dan infaq serta sedekah oleh almarhum Bapak Hadji Kalla.
(Zuhair/Bur)