Desa Bonto Mate’ne, Kabupaten Maros, 26 Mei 2024 Program mitigasi bencana “Penguatan Ketahanan Desa Menghadapi Bencana melalui Pemetaan Rawan Bencana Desa” sukses dilaksanakan di Desa Bonto Mate’ne, Kabupaten Maros. Program yang dipelopori oleh Lingkar Topografi Indonesia ini mendapatkan dukungan pendanaan dari LAZ Hadji Kalla melalui program Aktif Positif. Kegiatan tersebut bertujuan menyediakan peta rawan bencana desa, meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemerintah desa mengenai penanggulangan bencana, serta memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa mendatang.

Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore di Aula Kantor Desa Bonto Mate’ne ini dihadiri oleh 42 orang peserta, termasuk perwakilan dari pemerintah desa, masyarakat setempat, dan berbagai lembaga terkait. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekretaris Desa, BPD, kepala dusun, RT, perwakilan PKK, Majelis Taklim, tokoh pemuda, dan masyarakat yang terdampak bencana. Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Kepala BPD Desa Bonto Mate’ne, yang menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Lingkar Topografi Indonesia dan LAZ Hadji Kalla.

Direktur Lingkar Topografi Indonesia, Jasmani Ghadi, M.Si, memberikan materi tentang upaya penanggulangan bencana di desa melalui program Desa Tangguh Bencana. Beliau menjelaskan pentingnya penyediaan informasi daerah rawan bencana, lokasi dan jalur evakuasi, serta perlengkapan bencana. Jasmani juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan bencana, seperti keterbatasan anggaran, kurangnya perencanaan desa, dan ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta mengikuti Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh tim peta dari Lingkar Topografi Indonesia. Diskusi ini membahas titik rawan bencana, lokasi, dan jalur evakuasi. Peserta dibagi berdasarkan dusun di desa Bonto Mate’ne dan diminta menggambarkan lokasi kejadian bencana yang pernah mereka alami, terutama banjir dan kekeringan. Hasil dari diskusi ini akan dianalisis lebih lanjut untuk membuat peta rawan bencana yang akurat.

Setelah diskusi kelompok selesai, hasilnya dipresentasikan oleh peserta dan disepakati sebagai hasil akhir kegiatan. Dalam sesi presentasi ini, berbagai perwakilan memberikan testimoni mengenai manfaat kegiatan. Bapak Muh. Arifin Ilham dari BPD menyatakan, “Desa Bonto Mate’ne memang sering terkena bencana, tetapi kami belum mengetahui penanggulangan yang komprehensif. Penjelasan dari narasumber membuat saya memahami posisi masyarakat dan pemerintah desa saat bencana terjadi.”

Kepala Dusun Bonto Mate’ne, Bapak H. Jumain, juga berterima kasih kepada Lingkar Topografi dan LAZ Kalla. “Sebelumnya kami tidak terpikir untuk menyiapkan lokasi dan jalur evakuasi. Kegiatan ini memberikan pemahaman bahwa bencana adalah urusan bersama,” ujarnya. Selain itu, Ibu Rosnani, staf desa, menyampaikan, “Kami kesulitan mencari pihak yang akan memetakan bencana. Dengan adanya Lingkar Topografi dan LAZ Hadji Kalla, kami merasa sangat terbantu. Peta yang dibuat sangat bermanfaat bagi masyarakat desa.”

Kurniawan Jaya, PIC Program Aktif Positif, juga memberikan komentarnya terkait kegiatan ini. “Penggunaan teknologi dan data analisis dalam pembuatan peta rawan bencana sangat membantu pemerintah desa dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Ini adalah langkah nyata dalam mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana di masa depan. Kami berharap program ini dapat direplikasi di desa-desa lain yang memiliki risiko bencana tinggi,” katanya.

Dengan adanya program ini, diharapkan Desa Bonto Mate’ne dapat lebih siap menghadapi bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang, serta meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Dukungan dari LAZ Hadji Kalla melalui program Aktif Positif memainkan peran penting dalam kesuksesan kegiatan ini, memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang berada di daerah rawan bencana.

[br]