yayasanhadjikalla.or.id, Makassar – Masa pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia benar-benar membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor dan kehidupan sosial masyarakat. Di daerah-daerah seperti di kabupaten dan kota-kota kecil, warga semakin terbatas dalam melakukan aktivitas.

Anak-anak juga terkena imbas dari pandemi, mereka harus belajar berbagai bentuk aturan baru yakni new normal atau hidup normal gaya baru. Berbagai aturan protokol kesehatan seperti memakai masker dan rutin mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak minimal dua meter menjadi hal baru yang harus pula diajarkan kepada anak-anak.

Di tengah gangguan karena pandemi, Yayasan Hadji Kalla tetap aktif menjalankan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat. Yayasan Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care menjalankan Program bantuan untuk TK/TPA. Program ini membantu kegiatan belajar mengajar di berbagai TPA yang ada di Kota Makassar, Gowa dan Maros.

Salah satu TPA yang dibantu oleh Yayasan Hadji Kalla adalah TPA binaan Bapak Ismail, yakni TPA Hakkul Yaqin di Jalan Muh. Yamin, di Kabupaten Gowa. TPA ini membina setidaknya 30 orang anak untuk belajar baca dan tulis Al-Quran.

Ustad Ismail menjelaskan bahwa TPA yang Ia bisa telah mulai aktif setelah lebaran Idul Fitri yang berkoordinasi dengan pengurus masjid dan telah mendapatkan izin dengan aturan protokol kesehatan yang ketat. Anak-anak diajarkan menjaga jarak dan menggunakan masker.

“Untuk hari senin, rabu dan jumat itu untuk kelas rendah iqra 1,2 dan 3, selanjutnya selasa, kamis dan sabtu 4, 5 dan 6 serta tadarrus. Kami tetap memperhatikan protokol kesehatan dan kami juga mengajarkan jaga jarak buat santri-santir kami, pak”, jelas Ustad Ismail pada Redaksi Yayasan Hadji Kalla.

Ia pun bercerita bahwa awalnya, Ia agak kesulitan dalam mengajari anak-anak berbagai kebiasaan baru seperti menjaga jarak dan penggunaan masker, namun Ia selalu berusaha dan tetap sabar dalam mengajari para santri terutama untuk rutin mencuci tangan. Jika ada santri yang tidak membawa masker maka akan diberikan langsung olehnya untuk segera dipakai. Begitu pula dengan aturan menjaga jara, saat belajar anak-anak diberikan jarak tertentu sebagai bagian dari proses belajar gaya baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Ustad Ismail berharap bahwa Ia bisa terus mengajar dan dibantu oleh Yayasan Kalla untuk terus membina santrinya. Apalagi di tempat Ia mengajar, para santri digratiskan tanpa dipungut biaya apa pun.

“Harapan kami kedepan kami hanya bisa berharap kepada Yayasan Kalla untuk tetap bisa membantu kami, karena terus terang Pak, santri kami gratis di masjid kami ini, kami hanya mengandalkan para donatur dan dermawan untuk kelangsungan proses belajar di sini. Kami sangat bersyukur sekali atas bantuan yang selama ini  yang telah di berikan oleh Yayasan Kalla”, pungkas Ismail.

(Bur)