yayasanhadjikalla.or.id; Gowa – Potensi ekonomi desa menjadi sangat penting saat ini. Memberikan perhatian yang besar pada pertumbuhan ekonomi desa merupakan salah satu langkah awal dalam upaya meningkatkan kualitas ekonomi di seluruh pelosok negeri. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, pemerintah tengah gencar menggenjot ekonomi daerah. Caranya melalui beberapa program yang ditujukan ke desa-desa. Tujuan tak lain adalah untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi. Sebagai wujud dari nilai yang terkandung di dalam UUD 1945.

Ada banyak sekali potensi daerah yang dapat digali. Salah satunya adalah dengan program BUMDesa. Sejak tahun 2014, tepatnya setelah undang-undang tentang desa nomor 6 telah diterbitkan, pemerintah mulai mendorong pemerintahan desa untuk dapat mengelola dana anggaran untuk desa secara mandiri. Tentu, dengan melingkupi beberapa aspek dan program ekonomi unggulan. Tujuannya adalah untuk bisa membuat penyerapan dana anggaran untuk desa yang lebih berdaya guna.

Pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa, dituntut untuk memiliki setidaknya empat program unggulan, Pembangunan Infrastruktur dan BUMDes. BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa diharapkan mampu menjadi pusat perputaran ekonomi yang sehat dan produktif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa. Baik secara langsung maupun tak langsung.

Sangat penting bagi setiap kepala desa untuk mengetahui potensi ekonomi desanya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kesejahteraan warga. Negara Indonesia, kaya akan produk pertanian dan kelautannya. Potensi tersebut tak boleh disia-siakan.

BUMDes hadir untuk memberikan fasilitas bagi setiap warga negara yang memiliki potensi, baik barang maupun jasa. Sebagai contoh, untuk hasil pertanian maupun kelautan, BUMDes dapat menampungnya, yang kemudian akan dijual kepada masyarakat yang membutuhkan.

Begitu besarnya potensi yang ada di desa juga menjadi hal yang dilihat oleh Program CSR Yayasan Hadji Kalla sebagai suatu hal yang perlu mendapat perhatian, walaupun dalam berbagai keadaan,  Yayasan Hadji Kalla tetap berusaha menjadi yang pertama dalam membantu dan mengembangkan potensi yang ada di desa sebagai kekuatan baru perekonomian negara.

Yayasan Hadji Kalla dengan Program Economic and Social Care dalam beberapa tahun terakhir telah ikut andil dalam pengembangan potensi desa khususnya desa-desa yang ada di Sulawesi Selatan. Puluhan desa yang telah didampingi selama satu hingga dua tahun telah mampu menjadikan dirinya mandiri dengan perekonomian yang kuat. Pada tahun 2019 ini, Yayasan Hadji Kalla dengan dalam Program DBS (Desa Bangkit Sejahtera) tengah memberikan pendampingan di 13 desa yang ada di beberapa kabupaten yang ada di Sulaweis Selatan.

Pada Kamis (4/4), DBS telah melakukan audiensi di beberapa desa binaan dalam bentuk FGD (Focu Group Discussion) yang melibatkan masyarakat dan perangkat desa. Desa yang dimaksud antara lai, Desa Bontoramba, Kelurah Julukanaya, Kec. Pallangga-Gowa, Desa Borong Pa’la’la’, Kecamatan Pattallassang-Gowa dan Desa Balang Tanayya, Kecamatan Polut-Takalar.

Dalam FGD yang berlangsung, masyarakat terlihat begitu antusias dengan kedatangan tim dari Yayasan Hadji Kalla. Program pemberdayaan masyarakat yang dipaparkan oleh tim yang diwakili oleh Heryanto selaku penanggung jawab dalam program DBS mendapat perhartian yang besar dari masyarakat di ketiga desa yang mendapat kesempatan pertama untuk audiensi. Dalam pemaparannya, Heryanto yang juga didampingi oleh Volunteer asal Australia, Elise dan pendamping dari masing-masing desa memberikan pemaparan secara rinci tentang program pendampingan dan pengembangan masyarakat yang akan dijalankan.

Masyarakat pedesaan yang pada umumnya memiliki keterbatasan dalam informasi mampu dengan mudah mencernah dan paham program pemberdayaan yang dijelaskan. Kepala Desa di masing-masing desa yang didampingi berharap dengan adanya bantuan dari Yayasan Hadji Kalla diharapkan mampu membuat masyarakat semakin mandiri dalam mengelola sumber daya alam di desaan dan dalam pengembangan sumber daya masyarakat.

Kegiatan dalam bentuk diskusi langsung dengan melibatkan masyarakat seperti ini tentu bisa menjadi jalan yang paling ampuh untuk mengetahui dengan jelas permasalahahan yang ada di desa.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai masukan yang diberikan oleh masyarakat diantaranya, pemberdayaan perempuan untuk menghasilkan keraajinan tangan yang bisa menjadi cinderamata yang bernilai jual tinggi, pengolahan sumber daya alam desa untuk dikelola secara tepat untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas dan masih banyak lagi.

Menurut Ragil, Peneliti LIPI, (dalam Jurnal LIPI/2016), salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan potensi di desa yang melibatkan masyarakat adalah dengan diseminasi. Diseminasi dilakukan untuk untuk memberikan pengetahuan tentang mengenai pengolahan pascapanen produk pertanian, teknologi tepat guna untuk menunjang usaha kecil menengah, serta konservasi tumbuhan langka. Hal itu pula yang telah dilakukan oleh Yayasan Hadji Kalla selama beberapa tahun terkahir.

Kedepannya, Yayasan Hadji Kalla Melaluli Program Community Care and Development akan terus berinovasi dan bersinergi dengan masyarakat pedesaan untuk bisa menjadikan desa sebagai kekuatan ekonomi yang kuat dan mandiri.