www.yayasanhadjikalla.or.id; Bulukumba – Masa pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di berbagai daerah yang ada di Indonesia benar-benar membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor dan kehidupan sosial masyarakat. Di daerah-daerah seperti di kabupaten dan kota-kota kecil, warga semakin terbatas dalam melakukan aktivitas.
Di tengah gangguan karena pandemi, Yayasan Hadji Kalla tetap aktif menjalankan berbagai program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat. Pembinaan keislaman tetap dijalankan untuk tetap menjaga keseimbangan hidup masyarakat di tengah terpaan pandemi. Yayasan Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care menjalankan program pembinaan masyarakat salah satunya adalah Program TPQ Pelosok yang bekerjasama dengan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) Sulsel. Program ini membina berbagai kelompok belajar Al-Quran di berbagai wilayah pelosok Sulawesi Selatan yang diikuti oleh anak-anak binaan setempat.
Salah satu kelompok belajar yang dibina TPQ Al-Insan yang ada di Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. TPQ ini memiliki murid yang cukup banyak hingga mencapai 50 anak. Tempat ini menjadi satu-satunya tempat belajar Al-Quran yang ada di desa, sehingga anak-anak yang belajar, datang dari hampir semua dusun yang ada.
Ibu Halfidah, selaku pembina TPQ Pelosok Al-Insan Jeneponto ini menjelaskan bahwa program yang dijalankan oleh Yayasan Hadji Kalla bersama dengan IZI di tempatnya telah berjalan sesuai dengan arahan IZI yang tentunya disambut baik oleh warga yang tinggal di sekitaran rumahnya yang Ia jadikan tempat belajar mengaji. Walaupun di masa pandemi, namun anak-anak tetap antusias untuk belajar.
“Alhamdulillaah kami sudah menjalankan proses belajar Al-Quran ini dengan mengikuti arahan dari IZI. Program ini tentu kita sambut dengan sangat baik, walau anak-anak di sini cukup banyak yang belajar dan kita lumayan kewalahan karena karus belajar tiga kali dalam sepekan, kita tetap semangat karena melihat anak-anak yang juga semangat”, pungkasnya.
Saat dikunjungi oleh Tim Yayasan Kalla, anak-anak peserta TPQ terlihat antusias dalam belajar. Di antara para peserta, ada beberapa yang sudah bisa membaca dan ada juga yang baru mengenali huruf hijaiyyah. Metode belajar yang diberikan adalah metode membaca Iqra.
Ibu Halfidah menjelaskan bahwa selama program berjalan, sudah banyak anak-anak yang sudah bisa menuliskan membaca dengan lancar, bahkan telah bisa menuslikan huruf hijaiyyah yang tentu menjadi parameter berjalan baiknya program tahsin tersebut.
“Saya senang bisa membantu warga dan anak-anak di sini untuk belajar Al-Quran. Kami juga berterima kasih karena anak-anak yang ikut di sini bisa dapat bantuan Al-Quran dari Yayasan Hadji Kalla”, Jelas Ibu Halfidah yang merupakan seorang guru Sekolah Dasar.
Ia berharap, bahwa program ini bisa terus berlanjut dan bisa menjangkau lebih banyak wilayah lain di Jeneponto agar bisa lebih banyak anak yang belajar Al-Quran dengan baik dan benar.
Selain melakukan kunjungan di Jeneponto, tim Yayasan Hadji Kalla juga mendatangi kelompok belajar TPQ lain yang berada di Kabupaten Bantaeng dan juga Kabupaten Bulukumba. Ada banyak cerita dan tantangan yang dihadapi oleh para pengajar di tempatnya masing-masing, mulai dari tidak diterimanya program mengaji di desa mereka hingga terusir beberapa kali, hingga bisa membangun tempat secara swadaya bersama dengan masyarakat.
Azizah Fitriani, salah seorang anak yang menjadi murid belajar TPQ Islamiyah Bulukumba berujar, bahwa selama belajar Ia senang karena para guru sangat baik dan menyenangkan. Metode ajar dengan pendekatan personal kepada setiap murid menjadi kunci keberhasilan program ini. Azizah sendiri, menjadi salah satu anak dengan hafalan juz terbanyak di antara teman-temannya, yakni telah menghafal sebanyak 3 juz.
Salman Febriyansyah, Manager Program Islamic Care Yayasan Hadji Kalla berharap dengan adanya program TPQ di pelosok-pelosok Sulawesi Selatan, makan akan semakin banyak anak yang senang belajar Al-Quran, dan tentunya yang paling penting adalah mendapat pendidikan akhlak yang akan menjadi bekal di masa yang akan datang.
(Bur)