yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Yayasan Hadji Kalla siap menyambut tahun 2021 dengan berbagai program pemberdayaan dan bantuan produktif untuk masyarakat dhuafa di empat kabupaten di Sulawesi. Melalui rapat kerja tahun 2020-2021, Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair memmpin langsung rapat pembahasan hasil capaian kinerja tahun 2020 serta perencanaan program di tahun 2021 untuk empat bidang yang ada di Yayasan Hadji Kalla, yakni Bidang Keislaman, Bidang Pendidikan, Bidang Kemanusiaan & Lingkungan serta Bidang Ekonomi & Sosial, di Bantimurung Meeting Room Mercure Hotel Makassar pada 14 hingga 18 Desember 2020.
Dalam sambutannya, Mohammad Zuhair menyampaikan bahwa akan banyak program di tahun 2021 nanti yang sifatnya berkelanjutan sehingga manfaat jangka panjang bisa dirasakan oleh para mustahik atau penerima manfaat program.
Rapat kerja hari pertama dimulai dengan review capaian kinerja untuk Bidang Educare yang berhasil menjalankan berbagai program di sektor pendidikan sepanjang tahun 2020 di mana tahun ini menjadi cukup berat karena hambatan pandemi Covid-19. Hari berikutnya disusul dengan paparan capaian program dan perencanaan untuk Bidang Economic & Social Care, lalu dari Bidang Islamic Care dan Bidang Humanity & Environment di hari ketiga dan keempat. Diharapkan dari rapat ini bisa mengukur angka keberhasilan program sepanjang tahun 2020 dan bisa menjadi tolak ukur penetapan berbagai program baru yang akan dijalankan di tahun 2021.
Suharto Parai selaku Manager Bidang Educare memaparkan bahwa walaupun ada beberapa program yang belum bisa dikerjakan secara maksimal di bidang pendidikan, namun Ia tetap optimis bisa mencapai target program yang maksimal di tahun depan.
Di hari terakhir rapat kerja Yayasan Hadji Kalla mengadakan konferensi pers terbuka dengan mengundang jurnalis dari berbagai media untuk memaparkan capaian yang telah berhasil terlaksana di tahun 2020, bukan hanya itu, dijelaskan pula program-program besar yang nantinya menjadi target Yayasan Hadji Kalla di tahun 2021.
Yayasan Hadji Kalla akan mengalokasikan anggaran sebesar 50 miliar rupiah untuk rancangan program bantuan di 2021. Bantuan tersebut akan diperuntukkan untuk empat provinsi yakni, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.
Mohammad Zuhair mengatakan, ada kenaikan anggaran pada tahun 2020. Hal itu disebabkan, karena 2020 prioritas bantuan hanya berpusat pada 24 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan.
“Dari data yang kami peroleh, di empat provinsi yakni Sulsel, Sulbar, Sultra dan Sulut didapati masih banyak yang memiliki kaum duafa. Olehnya itu tiga provinsi di luar Sulsel yang menjadi titik fokus, terutama dalam kebutuhan dasar,” ujar Zuhair saat jumpa pers di Hotel Mercure, jalan AP Pettarani, Jumat (18/12/2020).
“Pemerintah belum bisa bekerja sendiri. Olehnya itu harus dibantu oleh swasta”, sambungnya.
Sebagai lembaga amil zakat tingkat nasional, Mohammad Zuhair mengatakan, dalam sistem penyalurannya akan mengacu pada data terpadu dari pemerintah, karena konsep pemerataan yang menjadi hal utama dalam mengurangi angka kemiskinan yang di Indonesia.
“Tahun ini kita kan hanya fokus menyalurkan bantuan di Sulsel. Meski, Sulsel merupakan daerah yang memiliki cukup banyak warga kurang mampu, namun, di luar Sulsel juga sangat banyak yang membutuhkan kita”, terangnya.
Selain itu, ada perbedaan dalam bentuk bantuan untuk tahun 2021. “Untuk 2021 kita akan mengurangi bantuan langsung berupa uang, sembako yang efeknya singkat. Jadi kedepannya kita akan membantu dengan program yang sifatnya jangka panjang”, pungkasnya.
Tak luput, ia juga mengajak warga yang ingin mendapat bantuan, atau memiliki pengetahuan tentang wilayah strategis untuk dibantu, maka bisa langsung menghubungi langsung Yayasan Hadji Kalla atau melalui website resmi www.yayasanhadjikalla.or.id.
Yayasan Hadji Kalla memiliki empat bidang yang bekerja dalam menjalankan berbagai program sosial, yaitu Islamic Care, Educare, Economic & Social Care serta Humanity & Enviroment Care. Diharapkan pada tahun 2021 mendatang, keempat bidang tersebut bisa bekerja secara maksimal untuk dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dhuafa yang membutuhkan.
(Bur)