yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Perjalanan panjang eksistensi Pekerjaan Sosial di Indonesia hingga saat ini masih menghadapi tantangan. Masih banyak pihak yang menganggap Pekerjaan Sosial merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Asal ada benda atau materi, serta kemauan untuk membantu orang lain atau menyelesaikan maslah sosial, maka Ia disebut Pekerja Sosial. Hal tersebut yang akhirnya membuat jumlah tenaga Pekerja Sosial masih minim. Eksistensi yang dimaksud adalah dengan adanya kebutuhan dari masyarakat secara nyata terhadap Pekerja Sosial yang secara profesi atau tenaga ahli lainnya secara signifikan. Bagaimanapun juga, eksistensi terhadap Pekerjaan Sosial tidak begitu saja turun dari langit, melainkan hanya akan dapat diperoleh ketika para Pekerja Sosial dapat menunjukkan karya nyatanya dalam menciptakan Kesejahteraan Sosial bagi masyarakat Indonesia. Penggunaan istilah Pekerja Sosial Profesional inilah yang membedakan dengan profesi lainnya, di mana gelar tersebut disematkan pada orang-orang yang telah menempuh jenjang pendidikan di Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Hal tersebut perlu ditanggapi serius guna menghadirkan tenaga ahli yang betul-betul paham akan esensi Pekerjaan Sosial. Yayasan Hadji Kalla bekerja sama dengan DPD IPSPI (Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia) Sulawasi Selatan, menggelar Workshop Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Pendamping dan Pelaksana Program CSR Yayasan Hadji Kalla di Aula Lantai 8 Sekolah Islam Athirah, Jl. Kajaolalido No. 22, Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/3).

Kondisi kurangnya pemahaman tentang Ilmu Kesejahteraan Sosial, mengakibatkan kurang optimalnya pelayanan yang diberikan. Untuk merespon masalah sosial, maka hal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengoptimalkan, membangun, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kompetensi dan diharapkan kedepan dapat menjadi agen perubahan yang mampu merespon isu-isu persoalan dan tantangan tersebut.

Dihadiri langsung oleh ketua DPD IPSPI Sulawesi Selatan, Dr. Sabri Arif, dalam kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam kepada para peserta dari tim Yayasan Hadji Kalla terhadap berbagai masalah sosial dan bentuk penanganannya.

“Workshop ini tentu bertujuan untuk memberikan pemahaman yang luas dan mendalam untuk para pendamping program CSR dari Yayasan Hadji Kalla tentang berbagai masalah sosial dan bentuk penanganannya di lapangan”, Jelasnya, saat diwawancarai di sela-sela acara pembukaan.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa bukan hanya tentang pemahaman secara teoretik dan bentuk penanganannya, namun diharapkan juga mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensi para pendamping lapangan program CSR saat terjun langsung dalam penangan masalah kesejahteraan sosial.

“Jadi bukan hanya secara teoretis, saya harap para peserta pendamping CSR yang hadir hari ini bisa meningkatkan skill dan kompetensinya ketika terlibat langsung dalam penangan masalah di lapangan”, tambahnya.

Untuk menangani masalah-masalah yang begitu banyak di masyarakat seputar Kesejahteraan Sosial, penanganannya pun harus dilakukan secara professional, orang-orang atau para tenaga pekerja sosial perlu mendapatkan bimbingan secara teknis hingga ter-sertifikasi sebagai bukti kecakapan mereka dalam penanganan masalah kesejahteraan Sosial.

Hasil dari diskusi antara Ketua IPSPI dengan Koordinator Yayasan Hadji Kalla, Muhammad Zuhair; kemudian menghasilkan ide workshop bagi para tim yang berada di jajaran Yayasan Hadji Kalla dengan tujuan meningkatkan kualitas para Pekerja Sosial.

Lebih lanjut, Dr. Sabri Arif menceritakan bahwa tugasnya yang juga sebagai assesor memantau langsung kesiapaan dari para Petugas Pekerja Sosial yang ada di daerah untuk bisa mendapatkan sertifikasi yang dimaksudkan. Beliau telah datang ke Menado dan Kendari untuk melakukan survei awal dalam menentukan dan melihat potensi para Pekerja Sosial yang ada di daerah untuk disertifikasi.

Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi para Pekerja Sosial untuk tetap bekerja di ranah sosial dengan berbagai kompleksitas masalahnya, namun di samping itu, juga harus tetap mampu mengikuti perkembangan yang sedang terjadi agar bisa terus memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

“Kita semua berharap tentunya, apa yang akan kita lakukan hari ini memiliki nilai kebermanfaatan yang besar demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera”. Imbuhnya.

Di sisi lain, Ali Syahbana dari Program Educare Yayasan Hadji Kalla yang juga ikut serta dalam workshop tersebut menyebut bahwa apa yang diterima di pelatihan sangat bermanfaat dan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bidang yang digeluti.

“Dari pelatihan ini, kita menerima ilmu dan sharing yang sangat bermanfaat utnuk bisa diaplikasikan dalam tugas Pekerjaan Sosial. Bukan hanya paham terhadap konsep, namun juga membantu memahami secara teknis penanganan masalah Kesejahteraan Sosial”, paparnya.

Terakhir, adalah hanturan terima kasih yang sebesar-besarnya dari Ketua DPD IPSPI Sulawesi Selatan kepada Yayasan Hadji Kalla, atas kepercayaan yang diberikan, semoga melalui program workshop tersebut, maka pelayanan kesejateraan sosial bagi para pendamping lapangan program CSR Yayasan Hadji Kalla akan semakin maksimal dengan perspektif kesejahteraan sosial yang lebih holistik dan berfokus pada kepentingan masyarakat.

Diharapkan kerja sama ini bisa terus berlanjut untuk meneruskan kolaborasi efektif menuju masyarakat Sulawesi Selatan khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang sejahtera.