yayasanhadjikalla.or.id – Pernah mendengar Pupuk Organik Cacing/Bekas Cacing yang disingkat KASCING ? bahan utama pupuk ini adalah cacing sebagai pengurai untuk menghasilkan kompos. Terdapat 10 media yang pernah dikembangkan petani disalah satu desa binaan Yayasan Hadji Kalla, tepatnya Desa Tolo Timur, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto. Media dibuat menggunakan baskom sebagai wadahnya.

Selain tidak membutuhkan biaya yang terlalu banyak, karena bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat pupuk kascing adalah cacing,  daun/sayur kering intinya bahan-bahan organik (dapat mengalami pembusukan yang terbilang cepat). proses pembuatannya tergolong mudah karena tidak perlu membutuhkan alat yang canggih, bahkan sangat mudah dipelajari oleh orang awam. Cukup menjaga kelembapan media dengan mengontrol 2-3 hari sekali dan diberi pakan seminggu sekali.

Pupuk kascing memiliki sifat continue. Pupuk kascing tidak merusak tanah, karena menggunakan bahan alami. Hal ini membuat pupuk kascing bisa digunakan secara terus menerus tanpa menimbulkan efek negatif bagi tanah maupun tanaman.

Petani Tolo Timur mengembangkan media KASCING yang berasal dari daun dan kulit buah markisa. Selain memanfaatkan limbah pertanian petani setempat, hal ini dapat menjaga ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan cacing. Perlu diketahui, cacing memiliki lima buah jantung, sehingga mampu hidup di kedalaman tanah yang kurang oksigen. Bahkan, khasiat cacing untuk manusia sangat baik untuk kesehatan jantung, kulit dan dapat mengobati berbagai macam penyakit salah satunya penyakit tipus.

Cacing yang digunakan Lumbricus trestris. Cacing varietas ini berasal dari Amerika Latin. Namun, sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Cacing jenis ini sangat cocok untuk dikembangkan, karena daya reproduksi ataupun perkembangbiakannya sangat cepat. Ukuran diameter tubuhnya sekitar 0, 1 – 0,5 cm, sedangkan ukuran panjangnya dapat mencapai 30 cm.

Manfaat lain dari pengembangan KASCING ini adalah dapat menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC). Pengambilan POC ini, biasanya dilakukan setiap sebulan sekali tergantung tingkat kelembapan media. POC hanya dapat diambil pada media yang baru. Karena untuk media yang lama, kelembapannya sudah harus dijaga dan tidak boleh berlebih. Ini untuk memastikan agar telur yang dihasilkan cacing dapat menetas.

Dalam waktu sebulan, beberapa warga setempat sudah tertarik mengembangkan KASCING. Warga mulai membuat media sendiri dan memperoleh bibit cacing dari petani yang telah mengembangkan sebelumnya. Media yang digunakan adalah serbuk kayu yang dicampur dengan kotoran hewan.

Semoga bermanfaat!

Penulis: Akhsan, Supervisor Program DBS Yayasan Hadji Kalla wilayah Bone, Bulukumba dan Sinjai.

Cacing yang akan dikembangkan

Pencampuran bahan untuk pembuatan media

Proses penguraian bahan setelah cacing disimpan dalam media

Pupuk organik cacing siap pakai