yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Tingkatkan kualitas dalam monitoring dan evaluasi dalam setiap program, Yayasan Hadji Kalla gelar pelatihan. Diikuti oleh Program Manager dan Program Officer dari empat Bidang Utama yang ada di Yayasan Hadji Kalla, bertempat di Ruang Rapat Athirah Lantai 14, Gedung Wisma Kalla, 10 dan 11 Desember 2019.

Mendatangkan pemateri langsung dari Lembaga Monitoring dan Evaluation Support Project (MESP), Jakarta, Ibu Tuti Suparjo. Materi yang diberikan selama dua hari adalah tentang apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi dan bagaimana memakai monitoring sebagai alat untuk mengukur keberhasilan maupun perencanaan-perencanaan dari suatu program.

“Saya mengerjakan monitoring dan evaluasi dari proyek-proyek yang di danai oleh USAID (Lembaga Pembangunan Internasional dari Amerika). Materi yang saya bawakan hari ini adalah memperkenalkan apa itu monitoring dan evaluasi dan bagaimana memakai monitoring sebagai alat untuk mengukur keberhasilan maupun perencanaan-perencanaan dari suatu program”, jelasnya, saat ditemui di sela pelatihan.

Ia melanjutkan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah agar supaya proyek-proyek yang dijalankan oleh Yayasan Hadji Kalla bisa lebih terencana dan terukur dan juga bisa dipakai untuk pembelajaran.

Selama menjadi pemateri, menurut Tuti, respon peserta dari Yayasan Hadji Kalla sangat baik dan setiap yang Ia sampaikan mendapat tanggapan yang baik pula. “Alhamdulillah peserta terlihat sangat antusias. Di hari pertama, saya melihat polanya bagaimana dan ekspektasi peserta lalu kemudian di hari kedua saya lebih banyak memberikan praktik langsung. Yang saya sampaikan pun sesuai karena memang para peserta sedang dalam proses menyusun program untuk tahun 2020. Katanya akan langsung dipakai, sehingga saya ikut senang mendengar hal tersebut dari mereka”, jelas Tuti.

Dari 4 bidang yang ada, menurut Tuti, semua punya keunikan, menarik  dan memiliki keunggulan masing-masing, namun masih belum sampai pada titik yang baik dalam beberapa sisi, seperti intan yang belum dipoles.

“Saat monitoring, kita punya kesempatan untuk membedah bersama untuk melihat keunggulan program yang kita jalankan, misal, selain untuk memberikan pelatihan, ada juga manfaat yang lain. Itulah tujuan kita membuat monitoring plan. dari daftar hingga semua dokumentasi yang kita lakukan. Misal, program beasiswa. bahwa selain penerima manfaat mendapat beasiswa, kita juga melihat bahwa orang tua bisa diringankan bebannya dalam sisi materil, ada penghematan di dalam situ, lalu kita harus mengukur lagi penghematan seperti apa yang terjadi, yang mungkin saja dalam prosesnya, orang tua bisa menyimpan uang untuk bisa membuat usaha sampingan sehingga bisa mendapat penghasilan yang lebih  dari cukup, semuanya ada alat ukur”, tamabahnya

Di akhir, Tuti berharap bahwa Yayasan Hadji Kalla bisa mendapat pengetahuan baru dari materi yang Ia bawakan dan bisa langsung dipakai. “Saya mendapat informasi bahwa YHK ini mengelola dana zakat dari perusahaan, yang menurut saya itu adalah potensi yang besar sehingga program di YHK bisa lebih sistematis dan terstruktur. Jika sudah demikian, maka akan sangat mudah bisa melihat manfaatnya. Termasuk penerima manfaat akan lebih besar memberikan apresiasinya. Sama seperti Bill Gates Foundation. Saking bagusnya, sampai akhirnya oarang kaya lain lalu ikut menyumbangkan dananya pada BGF untuk dikelola. Semoga YHK bisa menjadi pemicu dan pelopor sehingga programnya bisa berjalan di seluruh Indonesia”, tutupnya.

Sementara itu, Ria Supratman, Program Officer Islamic Care Yayasan Hadji Kalla menyebut bahwa materi yang Ia terima selama dua hari sangat bermanfaat, karena ada model baru yang Ia pelajari dan bisa Ia terapkan dalam program-programnya sehingga semua bisa terukur dan sistematis.

“Materi yang dibawakan oleh ibu Tuti sangat menarik karena kami bisa belajar pola baru dari monitoring dan evaluasi yang lebih terukur, tepat dan sistematis hingga kita bisa lebih bisa melihat manfaat seperti apa yang didapatkan oleh orang-orang yang kita bantu”, singkatnya.

(Bur)