by
Share

yayasanhadjikalla.or.id, Gowa – Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan racun untuk membasmi rumput menjadi perhatian tersendiri oleh sarjana pendamping Desa Bangkit Sejahtera (DBS) di Desa Bilanrengi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa.
Bertempat di Balai pertemuan Kantor Desa Bilanrengi, diadakan rapat kordinasi antara pihak pemerintah setempat bersama tim DBS terkait hal itu. yang dihadiri oleh 40 peserta rapat.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengajak warga untuk bekerjasama sama dalam menyukseskan program DBS Community Care and Development Yayasan Hadji Kalla. Salah satunya ialah bertani dengan baik yang disampaikan oleh Pak Rusli Zainuddin selaku Fasilitator Desa.
Dalam pemaparannya Rusli menyampaikan bahwa ia bersama tim telah memberikan contoh cara pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman yang dilakukannya langsung di RW Bangkeng Ta’bing.
“Kami telah mengolah tanah sebanyak dua kali tanpa menggunakan racun rumput, pupuk alami dapat terbentuk sendiri dari rumput yang diolah bersama dengan tanah” tuturnya.
Rusli juga menjelaskan akan pentingnya mengetahui unsur apa saja yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman, seperti ketersediaan nitrogen yang cukup, fosfor, kalium, serta manfaatnya bagi tanaman.
“Kenalilah dan pahami cara bertani dengan baik. Jangan langsung mau banyak hasil dengan mengandalkan racun yang mengakitbatkan kerusakan jangka panjang terhadap tanaman apalagi tanah. Jangan juga kita berharap bisa mendapat untung banyak bila kita tidak mengetahui tata cara mengolah tanah hingga pada pemupukan,” lanjutnya. Ibu Camat Parigi, Hj. Hartati sangat mengapresiasi kegiatan ini dan menyarankan warga untuk melakukan aksi serius dalam bertani dan ikut berpartisipasi dalam gerakan penanaman sayur di pekarangan.
Selain, cara bertani di ladang, tim DBS pun menawarkan warga bertani dengan menggunakan polibag yang nantinya akan disusun pada rak tanaman di halaman atau di pekarangan rumah. Hal ini mampu menghemat biaya pengeluaran untuk mengkonsumsi sayuran tiap hari.
Hamka selaku penyuluh kecamatan menuturkan, kegiatan ini cukup kreatif, selain memberikan ide baru, juga dapat menjalin komunikasi maupun bertukar pikiran dalam hal bertani dengan baik.
Sebanyak 40 peserta yang hadir, yakni kepala desa dan jajarannya, kepala dusun, kepala RW, imam desa, imam RW, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ibu-ibu kader posyandu, ibu-ibu PKK, majelis ta’lim, dan guru-guru yang berkesempatan hadir. kegiatan ini dihadiri pula oleh pihak kecamatan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), penyuluh pertanian dan penyuluh agama. (Zul Ikram)
Makassar, 12 Februari 2025 – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Makassar pada Selasa, 11 Februari 2025 sejak pukul 00.30 WITA menyebabkan air meluap dan masuk ke pemukiman warga di beberapa lokasi. Akibatnya, sebanyak 527 KK atau 2.048 jiwa terpaksa mengungsi di 20 titik pengungsian yang tersebar di wilayah terdampak, informasi ini berdasarkan laporan
Makassar – Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, terdapat sebuah pulau kecil bernama Kelurahan Lakkang yang terletak di Delta Sungai Tallo. Pulau ini dihuni oleh masyarakat mayoritas lanjut usia (lansia) yang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal kesehatan. Melihat kondisi ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulsel dan
Makassar, — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Yayasan INANTA, sukses menyelenggarakan Training Dasar Sphere Handbook edisi 2018, yang berlangsung di Hotel Raising, Jl. Racing Centre, Makassar. Pelatihan ini adalah untuk yang pertama kalinya dilakukan di Sulawesi Selatan, dan diberikan secara gratis kepada peserta yang terpilih