by
Share

yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Sebagai penutup di akhir tahun 2019, Yayasan Hadji Kalla kembali menggelar program sunatan massal untuk anak-anak dhuafa yang berada di sekitar Kota Makasar pada senin, 23 Desember 2019 lalu bertempat di Aula Sekolah Dasar Negeri Kakatua, Kecamatan Mariso Kota Makassar.
Sunatan massal tersebut berjalan sukses dengan jumlah total 102 anak yang ikut menjadi peserta sunatan. Sama seperti sebelumya, sunatan massal Yayasan Hadji Kalla ini bekerja sama dengan Cranial Sunat Indonesia sebagai implementor yang beranggotakan dokter dan perawat profesional yang telah berpengalaman dalam berbagai kegitan utamanya sirkumsisi atau yang lebih dikenal dengan sunat.
Program officer kemanusian dan lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Jumadi menjelaskan bahwa di akhir tahun ini menjadi penutup program adalah kegiatan sunatan massal di mana sebelumnya telah dilakukan kegiatan serupa di bulan april dan juli dan berhasil menjaring lebih dari 300 anak-anak dari kalangan dhuafa.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa program ini khusus menyasar kepada anak-anak dari kalangan dhuafa yang anak-anaknya sudah sampai pada usia yang cukup untuk dilakukan sunat namun belum bisa karena terkendala masalah ekonomi. Dengan adanya program ini, maka diharapkan bahwa anak-anak dari kalangan dhuafa bisa terbantu dan tidak lagi mesti mengeluarkan biaya untuk proses sunatan anak-anak mereka.
Nurdin, orang tua dari salah satu anak, mengungkapkan bahwa Ia memilih untuk mengikutkan anaknya dalam proses sunatan massal karena bisa meringankan biaya sunatan yang sekarang cukup mahal, terlebih lagi Ia harus membesarkan tiga orang anaknya. Mengikuti sunatan massal ini menjadi solusi bagi Ia untuk bisa mendapat akses pelayanan kesehatan yang baik untuk anak-anaknya. Ia menambahkan bahwa sunatan massal ini dilakukan saat hari libur, sehingga tidak mengganggu proses belajar anak-anak.
“Iya, jadi saya memang bawa anak-ku kesini supaya bisa ikut sunatan massal. Karena gratis, tentu ini sangat membantu kami ini kasian, masyarakat kalangan menengah ke bawah, apalagi saya yang sekrang punya tiga anak, tentu ini sangat membantu kami. Terima kasih Yayasan Hadji Kalla”, paparnya.
Sementara itu, Sultan Ns Selaku penanngung jawab lapangan dari Cranial Sunat Indonesia menyatakan bahwa selama bekerja sama dengan Yayasan Hadji Kalla dalam beberapa kali kegiatan sunatan, Ia dan timnya tidak mendapatkan kendala sama sekali, semua berkat kerja sama dan pelayanan yang baik dari pihak Yayasan Hadji Kalla yang memberikan aksesibilitas dan pelayanan yang baik untuk tim.
“Jadi, selama kami bekerja sama dengan Yayasan Hadji Kalla di setiap kali ada kegiatan sunatan, semuanya bisa berjalan dengan lancar dan aman, tentu itu juga karena pihak dari Yayasan Hadji Kalla memberikan kami pelayanan yang baik sebagai mitra sehingga hasilnya juga memuaskan”, jelasnya.
Sultan menambahkan bahwa Ia berharap bahwa kerja sama antara Yayasan Hadji Kalla bisa terus terjalin sehingga bisa melakukan berbagai kegiatan positif di hari-hari mendatang.
Makassar, 12 Februari 2025 – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Makassar pada Selasa, 11 Februari 2025 sejak pukul 00.30 WITA menyebabkan air meluap dan masuk ke pemukiman warga di beberapa lokasi. Akibatnya, sebanyak 527 KK atau 2.048 jiwa terpaksa mengungsi di 20 titik pengungsian yang tersebar di wilayah terdampak, informasi ini berdasarkan laporan
Makassar – Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, terdapat sebuah pulau kecil bernama Kelurahan Lakkang yang terletak di Delta Sungai Tallo. Pulau ini dihuni oleh masyarakat mayoritas lanjut usia (lansia) yang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal kesehatan. Melihat kondisi ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulsel dan
Makassar, — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Yayasan INANTA, sukses menyelenggarakan Training Dasar Sphere Handbook edisi 2018, yang berlangsung di Hotel Raising, Jl. Racing Centre, Makassar. Pelatihan ini adalah untuk yang pertama kalinya dilakukan di Sulawesi Selatan, dan diberikan secara gratis kepada peserta yang terpilih