by
Share
Donggala, Sulawesi Tengah – Desa Powelua di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah telah mengalami transformasi luar biasa sejak dimulainya program Dai DBS (Desa Bangkit Sejahtera). Program ini membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, berkat kerja keras dan dedikasi Ustad Suparno, yang dikenal sebagai Ustad Abu, yang bertugas dalam Program Tebar Dai DBS oleh LAZ Hadji Kalla. Sebelumnya diketahui bahwa di desa ini belum banyak mendapatkan pembinaan keagamaan, sehingga LAZ Hadji Kalla menjadi yang pertama dalam inisiasi ini.
Ustad Abu, yang berasal dari Jawa Barat dan menikah dengan warga Palu, memulai tugasnya di Donggala pada pertengahan bulan Maret 2024. Dengan latar belakang sebagai dai yang sering berkeliling pedalaman Indonesia, Ustad Abu membawa semangat baru ke Desa Powelua. “Saya mencoba mendaftar dalam program Tebar Dai DBS ini dan Alhamdulillah lolos, sehingga penempatan dakwah saya di Pelosok Donggala, Desa Powelua, yang merupakan desa binaan LAZ Hadji Kalla tahun ini,” ujar Ustad Abu.
Sejak awal penugasannya, Ustad Abu langsung terjun dalam kegiatan keagamaan, terutama selama bulan Ramadan. Dia berhasil mengkoordinir kegiatan di sembilan masjid di Desa Powelua, termasuk ceramah Tarawih dan menjadi Imam Tarawih. Ia juga mengaktifkan kegiatan belajar Al-Quran untuk anak-anak dan orang tua.
Selain kegiatan keagamaan, Ustad Abu juga berinisiatif mencari donatur untuk membagikan paket lebaran kepada warga desa. “Alhamdulillah, kami berhasil membagikan sekitar 100 paket sembako dengan nilai total sekitar 10-15 juta rupiah,” katanya.
Pasca Ramadan, Ustad Abu melanjutkan misinya dengan menghidupkan kembali kegiatan TKTPA (Taman Kanak-Kanak Taman Pendidikan Al-Qur’an) di desa. Dengan pendekatan persuasif, dia berhasil mendirikan 11 majelis taklim di sembilan masjid dan memulai kegiatan pengajian untuk anak-anak. “Alhamdulillah, responnya cukup baik. Kami mulai membuka majelis taklim dan hingga hari ini sudah ada 11 majelis taklim dari 9 masjid,” jelas Ustad Abu.
Salah satu inovasi Ustad Abu adalah mengadakan acara sedekah durian, yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Sulawesi Tengah. “Kami mengundang Bupati untuk datang ke acara ini, dan beliau mengapresiasi kegiatan tersebut,” kenangnya. Sedekah durian ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal tetapi juga masyarakat dari desa tetangga, yang datang untuk menikmati durian gratis sebagai bagian dari kegiatan sedekah.
PELAKSANAAN KURBAN PERTAMA
Pada Idul Adha, Ustad Abu juga mempelopori kegiatan kurban di Desa Powelua. Dengan bantuan donatur dari berbagai daerah seperti Jogja, Makassar, Papua, dan Kalimantan, dia berhasil mengumpulkan enam ekor sapi untuk dibagikan ke lima dusun di desa tersebut. “Alhamdulillah, kami berhasil mengcover sekitar 600 lebih kepala keluarga dengan daging kurban. Masyarakat sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan ini,” ungkap Ustad Abu. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa LAZ Hadji Kalla telah memilih Dai yang tepat untuk menjalankan tugas dalam Program Tebar Dai.
Asmin, Kepala Desa Powelua menyampaikan rasa syukurnya karena setelah puluhan tahun, untuk pertama kalinya di Desa Powelua akhirnya bisa mengadakan Kurban untuk warga desa, “Kita sangat bersyukur bahwa kali ini setelah puluhan tahun, pertama kalinya kita bisa merasakan yang namanya Kurban untuk kita bagikan ke masyarakat Desa Powelua, itu semua berkat kerja keras dari Ustad Abu, yang bertugas di desa kami ini, kami sangat-sangat berterima kasih karena LAZ Hadji Kalla telah menugaskan Dai-nya di desa kami ini, Ustad Abu ini betul-betul menjadi berkah bagi kami semua di sini,” pungkasnya.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Selain kegiatan keagamaan dan sosial, Ustad Abu juga fokus untuk membantu pembangunan infrastruktur. Dari hasil koordinasinya dengan berbagai lembaga dan koneksi, Ia berhasil menghimpun dana untuk membangun satu MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di salah satu dusun terluar di Desa Powelua dan sedang dalam proses pembangunan masjid yang sempat roboh akibat gempa.
Masyarakat Desa Powelua sangat mengapresiasi kehadiran Ustad Abu dan berharap program ini terus berlanjut. “Mereka meminta saya untuk kembali tahun depan, dan Inshaallah jika umur panjang dan segala sesuatunya mendukung, saya akan berusaha untuk kembali,” kata Ustad Abu.
Program Dai DBS telah membawa perubahan nyata bagi Desa Powelua, menjadikan desa ini lebih religius, sosial, dan berdaya. Semoga semangat ini terus menyala, membawa berkah dan kesejahteraan bagi seluruh warga desa.
[br]