by
Share
Wakatobi – Di sebuah desa kecil bernama Kapota Utara, di Pulau Kapota, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, hiduplah seorang nelayan bernama Pak Lahane. Seperti kebanyakan penduduk di desanya, Pak Lahane menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Ia melaut berminggu-minggu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Terkadang Ia pulang tanpa hasil. Namun, kehidupannya mulai berubah setelah ia menjadi salah satu penerima manfaat Program Pembinaan dari LAZ Hadji Kalla, khususnya melalui Program Desa Bangkit Sejahtera (DBS).
Awal Perjalanan
Pak Lahane diberikan kesempatan untuk mengikuti program pemberdayaan tanaman cabai oleh tim DBS. Meskipun awalnya ragu karena tidak memiliki pengalaman bertani, ia memberanikan diri untuk mencoba. Bantuan yang diberikan di awal adalah bibit cabai unggul, lalu kemudian diberikan pula pelatihan dan dimulai dengan pengenalan dasar tentang penanaman dan perawatan tanaman cabai.
Tim DBS bersama implementor memberikan panduan rinci tentang:
Pemilihan Bibit: Memilih bibit cabai unggul yang tahan terhadap penyakit, Persiapan Lahan: Membersihkan lahan, mengolah tanah, dan membuat bedengan, Penanaman Bibit: Menanam bibit dengan jarak yang cukup untuk pertumbuhan optimal, Penyiraman dan Pemupukan: Menyiram secara rutin dan memberikan pupuk organik, dan Pengendalian Hama: Menggunakan bahan alami seperti garam dan daun kelor untuk mengusir hama.
Tantangan Berat
Perjuangan Pak Lahane tidaklah mudah. Lahan yang ia pilih berada di bukit berbatu dan jauh dari sumber air. Setiap hari, ia harus mengangkut air sejauh 5 km ke lahannya, baik di pagi maupun sore hari. Kondisi tanah yang berbatu membuatnya harus bekerja ekstra keras, namun semangatnya tidak pernah surut.
Dengan ketekunan dan kerja keras, Pak Lahane dengan tekun merawat dan mulai melihat hasil dari perjuangannya. Tanaman cabai mulai tumbuh subur di sela-sela batu karang, sesuatu yang membuat banyak orang heran, termasuk pemerintah dari dinas kabupaten Wakatobi.
Hasil yang Membanggakan
Setelah berbulan-bulan bekerja keras sejak Agustus 2023, akhirnya Pak Lahane dan istrinya bisa memanen cabai. Setiap kali panen, mereka bisa menghasilkan ratusan kilogram cabai. Hingga tulisan ini dibuat, lahan Pak Lahane telah 18 kali panen dengan hasil cabai yang selalu melimpah. Cabai-cabai tersebut kemudian dijual ke Pasar Sentral Pulau Wanci dengan harga 40-50 ribu rupiah per kilogramnya, memberikan pemasukan ekonomi baru yang signifikan bagi keluarganya. Dari hasil ini pula Pak Lahane mulai bisa mendapatkan pemasukan baru untuk membantu perekonomian keluarga, membayarkan sekolah anak, untuk kebutuhan rumah tangga hingga renovasi rumah, Ia juga terus menebar ilmu yang Ia dapat ke warga lain agar tanama cabai bisa bertambah banyak di wilayah Desa Kapota. Hampir setiap hari Ia mensosialisasikan hasil kerjanya bersama tim DBS ke banyak nelayan lain di desa tersebut. Hingga tulisan ini dibuat ada 5 warga lain yang telah membuka lahan untuk tanaman cabai.
Bantuan LAZ Hadji Kalla
Tidak hanya memberikan bibit dan pelatihan, LAZ Hadji Kalla juga membantu dengan membelikan toren penampungan air untuk Pak Lahane. Toren ini ditempatkan di kebun, sehingga Pak Lahane dan warga lain tidak perlu lagi jauh-jauh mengambil air untuk menyirami tanaman.
Pak Lahane juga terus belajar dan berinovasi. Dari semangat belajarnya, ia berhasil menciptakan pupuk organik untuk tanaman cabainya. Ia menggunakan bahan-bahan rumahan seperti garam dan daun kelor untuk membasmi hama dan menyuburkan tanah. Kini, ia tidak lagi menggunakan pupuk dan pembasmi hama kimia, tetapi mengandalkan bahan alami yang ramah lingkungan yang diciptakan dari hasil belajar dan berinovasi secara mandiri.
Ucapan Terima Kasih
Pak Lahane merasa sangat berterima kasih kepada LAZ Hadji Kalla atas pendampingan yang diberikan kepadanya dan kelompok di desanya. Berkat program ini, ia mendapatkan pengetahuan baru, mampu berinovasi, dan yang terpenting, memperoleh penghasilan lain yang signifikan untuk keluarganya. Ia berharap, ke depannya, program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang di desanya dan wilayah lainnya. “Hal luar biasa bagi kami di desa ini, ada DBS dan LAZ Hadji Kalla yang bantu kami belajar dan terus bertumbuh, terima kasih sudah bantu kami di sini.” Ucapnya.
Pak Lahane adalah bukti nyata bahwa dengan kemauan dan kerja keras, perubahan positif dapat tercapai. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil jika kita mau belajar dan berusaha.
Semoga kisah Pak Lahane bisa menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan berinovasi dalam menghadapi tantangan hidup.
yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Berikut Daftar Penerima Bantuan Aktif Positif Periode Bulan September 2025. Daftar Penerima Aktif Positif – Sep 2025 Nama-nama lembaga di atas diputuskan sebagai penerima bantuan proposal dari Yayasan Hadji Kalla, hasil tersebut adalah final dan tidak dapat diganggu-gugat. Salam hangat YHK
Makassar, 24 April 2025 – Memasuki usia ke-41, Yayasan Hadji Kalla menggelar acara syukuran bertajuk “Komitmen dalam Menjalankan Peran Amil Sesuai Syariah secara Berkelanjutan”, yang diadakan di Auditorium Kalla Institute, Gedung Nipah Park Lantai 6. Acara ini menjadi momentum reflektif sekaligus apresiatif atas kontribusi Yayasan Hadji Kalla melalui LAZ Hadji Kalla dalam mengelola dana zakat,
Jakarta, 20 April 2025 – LAZ Hadji Kalla kembali membuktikan eksistensinya sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) resmi di Indonesia setelah menerima Keputusan Menteri Agama tentang perpanjangan izin sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala nasional sampai 5 tahun ke depan. Momen ini sekaligus menjadi keberlanjutan peran LAZ Hadji Kalla dalam pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS)
Makassar – April 2025 — LAZ Hadji Kalla melalui Bidang Islamic Care telah menyelesaikan Program Bedah Rumah Dhuafa di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Dalam program ini, sebanyak lima rumah dhuafa di wilayah Kabupaten Gowa, (3 rumah di Kecamatan Bontonompo, dan 2 rumah di Kecamatan Pallangga), Kabupaten Gowa, dan 6 rumah di Kota Makassar, (Jl.