by
Share

yayasanhadjikalla.or.id, Bone – Sekisar 2500 pohon bakau ditanam di pesisir pantai Desa Bacu, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone, Minggu, 24 September 2017. Tujuannya untuk menjaga kelestarian alam dan ekosistem pantai yang rusak akibat abrasi atau intrusi air laut. Penanaman ini diprakarsai oleh Tim Desa Bangkit Sejahtera (DBS) Yayasan Hadji Kalla.
Kegiatan ini dihadiri oleh; Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Bone, Dinas Kehutanan Kab Bone, Dinas Pariwisata Kab Bone, Camat Tonra, Kapolsek, Danramil, UPTD Kesehatan dan masyarakat setempat sebanyak 150 orang.
Akhsan selaku Supervisor DBS wilayah Bone menuturkan bahwa mangrove telah lama dikenal sebagai penahan abrasi terhadap tsunami atau ombak besar air laut, serta ekosistem penting yang mendukung berkembang biaknya makhluk hidup di laut.
“Tipe pantai bergambut dan berlumpur, bakau jenis Rhizophora mucronata dan Avicennia marina ditanam di sepanjang 1 km wilayah pesisir pantai Bacu,” lanjutnya
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bone, Ir Wahida, M.Si mengatakan bahwa dari keseluruhan garis pantai Bone hanya berkisar 30% hutan mangrove yang terjaga dengan baik, dan terdapat sekitar 70% yang perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan, bakau dapat berfungsi sebagai pencegah abrasi setelah berumur satu tahun setelah penanaman.
“Dengan adanya perhatian lebih dari Yayasan Hadji Kalla, maka pihak warga lokal berkewajiban untuk menjaga dan merawat tanaman mangrove ini untuk generasi mendatang.” Tambahnya.
Ia juga mendukung penuh segala bentuk upaya dalam menjaga kelestarian alam khususnya di wilayah perairan.
Kepala Desa Bacu, Nahrawi Assagaf menambahkan bahwa penanaman pohon bakau ini bertujuan untuk merehabilitasi pantai.
“Kami ingin menjadikan kawasan pesisir yang ditanami bakau tersebut menjadi kawasan Ekowisata dan pelestarian hutan bakau kedepannya.” Ujarnya
Kedepannya, masyarakat siap menjaga dan merawat tanaman bakau, hal ini ditandai dengan pemberian penyangga tiang disetiap batang pohon yang ditanam.
Makassar, 12 Februari 2025 – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Makassar pada Selasa, 11 Februari 2025 sejak pukul 00.30 WITA menyebabkan air meluap dan masuk ke pemukiman warga di beberapa lokasi. Akibatnya, sebanyak 527 KK atau 2.048 jiwa terpaksa mengungsi di 20 titik pengungsian yang tersebar di wilayah terdampak, informasi ini berdasarkan laporan
Makassar – Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, terdapat sebuah pulau kecil bernama Kelurahan Lakkang yang terletak di Delta Sungai Tallo. Pulau ini dihuni oleh masyarakat mayoritas lanjut usia (lansia) yang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal kesehatan. Melihat kondisi ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulsel dan
Makassar, — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla, bekerja sama dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Yayasan INANTA, sukses menyelenggarakan Training Dasar Sphere Handbook edisi 2018, yang berlangsung di Hotel Raising, Jl. Racing Centre, Makassar. Pelatihan ini adalah untuk yang pertama kalinya dilakukan di Sulawesi Selatan, dan diberikan secara gratis kepada peserta yang terpilih
