by
Share

yayasanhadjikalla.or.id; Gowa – Program Desa Bangkit Sejahtera (DBS) Bidang Economic and Social Care Yayasan Hadji Kalla mengacu kepada penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa untuk membuat dan menjalankan program. Salah satu indikator untuk meningkatkan nilai IDM suatu desa yaitu adanya kegiatan Pemberantasan Buta Aksara baik Latin maupun Hijaiyyah di desa. Hal ini sejalan dengan kondisi realitas yang ada di desa yaitu angka buta akasara latin dan hijaiyyah masih tergolong tinggi.
Yayasan Hadji Kalla melalui Program Pemberantasan Buta Aksara Latin dan Hijaiyyah Desa Bontoramba telah membentuk enam kelompok belajar yang terdiri atas dua kelompok belajar Latin dan empat kelompok belajar Hijaiyyah. Total peserta Pemberantasan Buta Aksara Latin dan Hijaiyyah hingga saat ini mencapai 105 orang peserta. Program ini berjalan sejak Agustus hingga Desember 2019, pada hari Selasa, Kamis, Jum’at, & Sabtu di Dusun Tompokang & Dusun Likuloe, Desa Bontoramba, Kabupaten Gowa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa minat dan motivasi belajar masyarakat cukup tinggi terutama dalam belajar huruf hijaiyyah. Alasan yang diungkapkan oleh salah satu peserta cukup menarik, bahwa dulu warga hanya “mengaji kampong” banyak huruf atau bacaan yang dipelajari dulu tidak sesuai dengan bacaan yang dibenarkan secara ilmu tajwid. Ungkap Dg. Te’ne saat ditemui di tengah proses belajar.
Awalnya, Yayasan Hadji Kalla hanya memfasilitasi dua kelompok belajar Hijaiyyah, namun selang dua bulan berjalan peserta semakin bertambah, sehingga Field Facilitator (Ulfa Nurul Qalbi) & Tutor Aksara Hijaiyyah (Ustadzah Kartini & Ustadzah Nurlina) yang merupakan mitra dari Wahdah Islamiyah berinisiatif untuk membuka dua kelompok baru. Metode belajar yang digunakan yaitu metode Dirosa (Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa). Metode ini dirancang khusus untuk pembinaan Al-Qur’an yang dimulai dengan mengenal dan belajar huruf hijaiyyah. Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis, berjenjang, dan berlangsung selama 20 pertemuan.
Pada tanggal 5 Desember 2019 yang lalu, dua kelompok belajar Hijaiyyah telah menyelesaikan pembelajaran Dirosa dengan 20 pertemuan. Untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan peserta dalam membaca Al-Qur’an maka dilakukan ujian Munaqosyah Dirosa. Sebanyak 53 peserta Pemberantasan Buta Aksara Hijaiyyah mengikuti ujian Munaqosyah. Dari hasil ujian dapat disimpulkan bahwa terdapat dua orang peserta masuk dalam kategori terbata-bata dan 51 peserta lainnya masuk dalam kategori lancar yang sebelumnya seluruh peserta masih dalam kategori buta aksara hijaiyyah.
Lebih jauh Ustadzah Nurlina memberikan keterangan bahwa berdasarkan hasil ujian Munaqosyah ini, seluruh peserta telah memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap pembelajaran berikutnya yaitu tahsin al-qiro’ah. Hal ini menandakan keberhasilan program yang dilaksanakan oleh Yayasan Hadji Kalla.
“Dari apa yang kita kerjakan selama beberapa bulan ini, sudah ada hasil yang dilihat di mana warga telah mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar, Jazakumullahu Khairan, semoga Allah menerima segala Amal kebaikan pihak Yayasan yang telah memfasilitasi kami dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur’an”. Tandas Ustadzah Nurlina.
Dg. Sitakka, salah seorang pengurus masjid Umar bin Abdul Aziz, Desa Bontoramba menyampaikan bahwa Ia mewakili warga, sangat berterima kasih kepada Yayasan Hadji Kalla, karena melalui program ini ibu-ibu semakin termotivasi untuk belajar Al-Qur’an dan juga selalu berupaya untuk memakmurkan masjid.
(Ulfa/Bur)
Makassar – Di ujung paling selatan Kabupaten Bone, terdapat sebuah desa kecil bernama Mattirowalie, yang kaya akan sumber daya rempah-rempah alami. Salah satu komoditas unggulannya adalah jahe, yang selama bertahun-tahun hanya dijual oleh para petani dalam bentuk mentah atau dijual ke pengepul dengan harga yang rendah. Potensi besar ini sering kali terabaikan. Hingga akhirnya pada
Gowa – Di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, nama Pak Asri kini dikenal sebagai simbol keberhasilan dari kebangkitan Petani Alpukat. Sebagai anggota kelompok tani Parang Tajjuru, Pak Asri bukan hanya berhasil mengubah nasib dirinya, tetapi juga membawa harapan baru bagi komunitasnya. Perjalanan sukses Pak Asri dimulai pada tahun 2021, ketika LAZ Hadji Kalla meluncurkan
MAKASSAR – Setelah tiga tahun melakukan pendampingan kepada para petani dalam budidaya alpukat sebagai upaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, LAZ Hadji Kalla melalui bidang community development melakukan panen perdana dari benih alpukat varietas unggul bersama para petani binaan di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa pada 14 November 2024. Kegiatan panen perdana ini dihadiri
Makassar – Selama dua tahun terakhir, Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, telah menjadi bagian dari 17 desa binaan LAZ Hadji Kalla dalam Program Desa Bangkit Sejahtera. Di desa ini, LAZ Hadji Kalla mengimplementasikan program pendampingan dan peningkatan kapabilitas petani hortikultura, terutama untuk komoditas timun. Selama ini, petani di Desa Bababinanga membudidayakan Timun dengan menggunakan