by
Share
yayasanhadjikalla.or.id; Majene – Program Desa Bangkit Sejahtera dari Yayasan Hadji Kalla yang membina Desa Awo, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene semakin menunjukkan perkembangan yang baik selama mendampingi salah satu desa tertinggal di Kabupaten Majene tersebut. Pendamping DBS Desa Awo bersama dengan warga desa berhasil menciptakan produk olahan lokal desa yang bisa dipasarkan secara luas.
Tepatnya pada awal desember 2020 kemarin, warga Desa Awo bersama DBS dan aparat desa melakukan pemasaran produk olahan lokal perdana yang dibuat dan diproduksi langsung oleh warganya bertempat di Gedung Serbaguna, Desa Awo.
Menurut Muhammad Diyar; selaku pendamping DBS (Yayasan Hadji Kalla) yang bertugas di Desa Awo, program ini merupakan salah satu program unggulan dari DBS yang menargetkan untuk bisa membangkitkan gairah ekonomi desa dengan menciptakan berbagai produk olahan dari bahan baku lokal yang bisa bernilai ekonomi tinggi.
Produk pertama yang dibuat adalah olahan kripik pisang yang diberi brand “Awo Chips” dengan harga Rp. 10.000/pcs. Jajanan ini rencananya akan diipasarkan melalui kerja sama dengan toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Majene.
Menurut Diyar, dalam beberapa pekan kedepan, warga akan memporduksi kripik pisang dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan toko oleh-oleh yang diajak bekerja sama doharapkan bahwa dengan mulai aktifnya warga dalam memproduksi penganan ini, maka ekonomi warga juga bisa ikut terangkat.
Sementara itu, Kepala Desa Awo, Samsul Manjurai merencanakan bahwa program tersebut akan menjadi program prioritas yang nantinya akan menjadi unit usaha baru yang berada di bawah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). “Jadi setelah melihat hasilnya hari ini, dan kita juga lihat bahwa warga antusias, maka kedepannya ini akan menjadi program prioritas kita dan akan langsung berada di bawah BUMDes”, terang Samsul.
Bustir, salah seorang perangkat Desa Awo yang juga ikut dalam program ini mengaku senang bisa ikut belajar membuat produk olahan tersebut. “lewat pelatihan ini juga kita berharap nantinya warga yang yang ikut, bisa menghasilkan produk yang bisa menjadi ciri khas desa kita dan mampu memberikan kesejahteraan untuk masyarakat”, singkatnya.
Samsul Manjurai juga tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada Yayasan Hadji Kalla melalui fasilitator desa DBS yang telah bekerja keras selama berbulan-bulan, memberikan banyak pelajaran kepada masyarakat di desanya dengan berbagai program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Ia berharap DBS bisa terus berada di desanya untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang bisa terus mendorong kemajuan di Desa Awo.
(Bur/Diyar)
Makassar – Di ujung paling selatan Kabupaten Bone, terdapat sebuah desa kecil bernama Mattirowalie, yang kaya akan sumber daya rempah-rempah alami. Salah satu komoditas unggulannya adalah jahe, yang selama bertahun-tahun hanya dijual oleh para petani dalam bentuk mentah atau dijual ke pengepul dengan harga yang rendah. Potensi besar ini sering kali terabaikan. Hingga akhirnya pada
Gowa – Di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, nama Pak Asri kini dikenal sebagai simbol keberhasilan dari kebangkitan Petani Alpukat. Sebagai anggota kelompok tani Parang Tajjuru, Pak Asri bukan hanya berhasil mengubah nasib dirinya, tetapi juga membawa harapan baru bagi komunitasnya. Perjalanan sukses Pak Asri dimulai pada tahun 2021, ketika LAZ Hadji Kalla meluncurkan
MAKASSAR – Setelah tiga tahun melakukan pendampingan kepada para petani dalam budidaya alpukat sebagai upaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, LAZ Hadji Kalla melalui bidang community development melakukan panen perdana dari benih alpukat varietas unggul bersama para petani binaan di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa pada 14 November 2024. Kegiatan panen perdana ini dihadiri
Makassar – Selama dua tahun terakhir, Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, telah menjadi bagian dari 17 desa binaan LAZ Hadji Kalla dalam Program Desa Bangkit Sejahtera. Di desa ini, LAZ Hadji Kalla mengimplementasikan program pendampingan dan peningkatan kapabilitas petani hortikultura, terutama untuk komoditas timun. Selama ini, petani di Desa Bababinanga membudidayakan Timun dengan menggunakan