by
Share

yayasanhadjikalla.or.id; Maros – Konsisten dalam melakukan pelayanan penuh kepada masyarakat, Yayasan Hadji Kalla jalankan Program Pemberantasan Buta Aksara Latin di Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros sejak awal Mei 2019 lalu dan telah berlangsung hingga Oktober. Program tersebut dijalankan karena adanya data yang didaptkan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, di mana Maros menjadi salah satu kabupaten dengan angka buta aksara tertinggi di Sulsel yang berada di angka 42%.
Melihat urgensi tersebut, akhirnya dijalankanlah program mengajar untuk menurunkan angka buta aksara di Desa Bentenge. Kegiatan tersebut dilaksanakan di TK/ PAUD Lestari Desa Bentenge. Warga yang ikut dalam kelas membaca ada 29 orang yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Warga diajari langsung oleh fasilitator DBS, Adi mulai dari mengenal huruf hingga membaca.
Nirma, salah seorang ibu yang menjadi peserta menyampaikan kegembiraannya selama mengikuti program kelas latihan membaca aksara yang dibawakan langsung oleh fasilitator Desa Bangkit Sejahtera, Adi.
“Iye pak, jadi senang sekali ka bisa ikut ini kelas membacanya Pak Adi, jadi bisa ka belajar liat itu huruf-huruf ka, terima kasih Pak Adi dan Yayasan Kalla”, singkatnya.
Di akhir program, direncanakan akan ada penerbitan sertifikat baca oleh Dinas Pendidikan dan akan diberikan langsung kepada warga yang mengikuti program.
Makassar, November – Langkah pemberdayaan kembali diwujudkan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla melalui kolaborasi strategis bersama Universitas Islam Makassar (UIM) dan HCT E-Commerce Co., LTD Taiwan. Sebanyak 26 peserta yakni mahasiswa UIM resmi diberangkatkan menuju Taiwan untuk mengikuti Program Magang Internasional Tahun 2025, 18 peserta diantaranya adalah penerima manfaat dari LAZ Hadji Kalla.
Makassar – Di ujung paling selatan Kabupaten Bone, terdapat sebuah desa kecil bernama Mattirowalie, yang kaya akan sumber daya rempah-rempah alami. Salah satu komoditas unggulannya adalah jahe, yang selama bertahun-tahun hanya dijual oleh para petani dalam bentuk mentah atau dijual ke pengepul dengan harga yang rendah. Potensi besar ini sering kali terabaikan. Hingga akhirnya pada
Gowa – Di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, nama Pak Asri kini dikenal sebagai simbol keberhasilan dari kebangkitan Petani Alpukat. Sebagai anggota kelompok tani Parang Tajjuru, Pak Asri bukan hanya berhasil mengubah nasib dirinya, tetapi juga membawa harapan baru bagi komunitasnya. Perjalanan sukses Pak Asri dimulai pada tahun 2021, ketika LAZ Hadji Kalla meluncurkan
MAKASSAR – Setelah tiga tahun melakukan pendampingan kepada para petani dalam budidaya alpukat sebagai upaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, LAZ Hadji Kalla melalui bidang community development melakukan panen perdana dari benih alpukat varietas unggul bersama para petani binaan di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa pada 14 November 2024. Kegiatan panen perdana ini dihadiri
